Padang Panjang (ANTARA News) - Pemerintah Kota Padang Panjang, Sumatera Barat mendapat penghargaan dari Museum Rekor Dunia- Indonesia (MURI) setelah mengadakan festival memasak "cangkuak" (ikan asin) dengan jumlah 1.227 tungku.
"Ini adalah kategori baru dan terbanyak di Indonesia bahkan di dunia," kata Perwakilan MURI, Awan Rahargo si Padang Panjang, Minggu.
Memasak cangkuak adalah mahakarya kebudayaan yang wajib lestarikan, karena cangkuak sendiri adalah bentuk kearifan lokal yang sudah ada sejak dahulu kala oleh masyarakat Minangkabau.
Penghargaan dari MURI tersebut setelah pemerintah Padang Panjang dan masyarakat menggelar mamasak samba lado cangkuak sebanyak 1.227 tungku.
Festival memasak cangkuak tersebut digelar di jalan Jendral Sudirman dalam rangkaian HUT Kota Padang Panjang yang ke ? 227.
Cangkuak khas Padang Panjang sendiri berbeda dengan cangkuak yang ada di daerah lain di Sumbar. Jika di daerah lain menggunakan kerupuk kulit, di kota yang berhawa sejuk itu hanya terdiri dari tujuh bahan utama yaitu, cabe, ikan bada (sejenis ikan teri), bawang prei, daun ruku ruku, air nasi, daun kunyit dan tomat.
Wali Kota Padang Panjang yang diwakili Plt. Sekda Indra Gusnady mengatakan Festival tersebut merupakan salah satu upaya dalam melestarikan dan mengembangkan aset budaya lokal yang dimiliki daerah itu.
"Saya berharap masyarakat Padang Panjang dan sekitarnya dapat lebih mengapresiasi aset budaya yang dimiliki, termasuk yang kita laksanakan hari ini Festival Memasak Cangkuak ini," katanya.
Menurutnya, Ke depan slogan belum ke Padang Panjang kalau belum makan sate akan dapat digandengkan dengan belum ke kota hujan itu kalau belum makan sambalado cangkuak.
"Kepada seluruh rumah makan dan restoran di Padang Panjang, kami himbau untuk menyediakan menu spesial sambalado cangkuak untuk melestarikan budaya daerah," ujarnya.
Pewarta: Antara
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017