Serang (ANTARA News) - Maskapai Berbiaya Hemat (LCC) Citilink Indonesia membatalkan penerbangan rute Surabaya - Lombok dan sebaliknya menyusul perkembangan terkini aktivitas vulkanik Gunung Agung Bali sejak Sabtu (26/11).
"Hingga saat ini, manajemen Citilink Indonesia memutuskan untuk membatalkan penerbangan Surabaya-Lombok demi keselamatan dan keamanan penerbangan," kata Vice President Corporate Communication Citilink Indonesia Benny S Butarbutar dalam keterangan tertulis di Serang, Minggu.
Benny juga memohon pengertian dan kerjasama para penumpang pada kedua penerbangan QG 660 dan QG 661, karena pembatalan ini disebabkan oleh faktor alam.
"Bagi para penumpang yang penerbangannya dibatalkan akibat dampak erupsi Gunung Agung dapat melakukan pengembalian biaya tiket sebesar 90 persen sesuai dengan PM 89 dan reschedule dengan menghubungi call center Citilink Indonesia di nomor telepon 08041080808," kata Benny.
Lebih lanjut, manajemen Citilink Indonesia terus melakukan kordinasi erat terkait perkembangan yang berkembang di lapangan dengan mempertimbangkan laporan dari berbagai instansi terkait.
"Citilink Indonesia terus memonitor perkembangan laporan dari VAAC Darwin, Himawari Jepang, Weather Nipon Inc Jepang, BMKG serta laporan pilot yang melintasi jalur udara sekitar Gunung Agung," katanya.
Benny mengatakan pihaknya akan terus memonitor setiap enam jam untuk perkembangan terkini dari lapanganm
"Kita menunggu hingga pukul tujuh malam dan berharap ada perubahan situasi sehingga penerbangan dapat dilanjutkan secara normal kembali keesokan harinya," katanya.
Sebelumnya Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan juga mengumumkan penutupan Bandara Lombok Praya sejak Minggu (26/11), pukul 16.15 waktu setempat hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Hingga saat ini, manajemen Citilink Indonesia terus melakukan kordinasi baik secara internal maupun dengan instansi terkait untuk menjamin keselamatan dan keamanan penerbangan dengan memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggannya.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017