Denpasar (ANTARA News) - Sebanyak empat maskapai penerbangan internasional membatalkan jadwal penerbangannya dari dan menuju Bali karena erupsi Gunung Agung meski pengelola Bandara I Gusti Ngurah Rai menyebutkan operasional bandara setempat masih normal.
"Perihal pembatalan penerbangan itu memang kebijakan maskapai sendiri yang pasti diawali dengan evaluasi pendahuluan dan risiko penerbangan dari dan ke Bali," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Bamdara I Gusti Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim di Denpasar, Sabtu.
Menurut Arie, empat maskapai internasional itu yakni tiga berbendera Australia yaitu Virgin Airlines, Jetstar Airways, Qantas Airways serta satu maskapai dari Belanda yakni KLM dengan total mencapai 16 jadwal penerbangan tiba dan berangkat.
Tercatat ada 12 jadwal penerbangan yang keberangkatannya dibatalkan dari Bali yakni Jetstar tujuan Sydney, Adelaide, Melbourne dan maskapai Virgin Airlines dari Bali tujuan Brisbane dan dua jadwal tujuan Sydney serta ada juga maskapai KLM yang membatalkan penerbangan ke Amsterdam.
Selain itu penerbangan menuju Bali juga dibatalkan maskapai penerbangan Virgin Airlines dari Port Hedland, KLM dari Singapura, Jetstar dari Perth dan Townsville Queensland dan Singapura.
Maskapai penerbangan Qantas juga mengalihkan jadwalnya menuju Bali dari Sydney ke Darwin dan dua penerbangan Jetstar dialihkan ke Melbourne dan Adelaide.
Satu penerbangan Jetstar juga ada yang kembali ke Melbourne dan tidak jadi menuju Bali.
"Untuk Jetstar, informasi (pembatalan) yang kami terima memang alasan utama adalah peningkatan aktivitas Gunung Agung," imbuh Arie.
Arie juga menambahkan hingga saat ini belum ada pengalihan penerbangan ke bandara terdekat di Bali.
Sedangkan untuk maskapai penerbangan nasional untuk rute domestik, Arie menjelaskan aktivitas masih berlangsung normal.
Berdasarkan laporan dari pilot, kata dia, juga tidak menemui adanya abu vulkanik setelah melalui pengamatan secara visual.
"Bandara Ngurah Rai masih normal berikut ruang udaranya," ucap Arie.
(T.KR-WGN/A029)
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017