Jakarta (ANTARA News) - Ubi kayu dapat dimanfaatkan untuk keperluan bahan pangan dan industri. Pemilihan varietas ubi kayu harus disesuaikan untuk peruntukannya. Varietas ubi kayu untuk bahan pangan biasanya memiliki rasa yang enak/manis, sedangkan untuk bahan industri memiliki rasa pahit.
Selain peruntukannya, pemilihan dan penerimaan suatu varietas ubi kayu oleh petani dan pengguna lainnya juga ditentukan oleh umur tanaman, keragaan dan sifat ketahanannya terhadap gangguan hama dan penyakit tanaman.
Pada umumnya petani sangat fanatik terhadap varietas lama maupun unggul lokal yang telah dikenal luas oleh masyarakat luas sehingga pasarnya jelas.
Varietas Adira 1 merupakan salah satu varietas unggul yang dapat dimanfaatkan untuk bahan pangan. Adira 1 memiliki rasa yang manis sehingga dapat diolah untuk bahan makanan. Berdasarkan kandungan HCN ubi kayu rasa manis memiliki kadar HCN <40 mg/kg umbi segar. Kandungan HCN yang dimiliki Adira 1 27,5 mg, sehingga dapat digunakan untuk bahan pangan tape (peuyeum).
Para pengrajin suka pada umbi ubi kayu yang tidak pahit, rasanya enak dan daging umbi berwarna kekuningan.
Adira 1 memiliki umur panen 7-10 bulan dengan rata-rata hasil 22 t/ha umbi basah. Adira 1 mengandung kadar tepung 45%. Ketahanan akan hama/penyakit dimana Adira 1 agak tahan tungau merah dan tahan terhadap bakteri Hawar Daun.
Adira 2 adalah varietas yang dapat digunakan untuk bahan industri. Adira memiliki rasa pahit dan kadar HCN ? 50 mg/kg umbi segar. Memiliki kandungan HCN yang tinggi dapat menyebabkan keracunan bagi manusia maupun hewan, sehingga tidak dianjurkan untuk konsumsi segar. Karena memiliki rasa pahit maka Adira 2 cocok untuk industri pangan yang berbasis tepung atau pati ubi kayu.
Umbi Adira 2 berwarna putih dan mempunyai kadar bahan kering dan pati yang tinggi. Untuk keperluan industri tepung tapioka, umbi dengan kadar HCN tinggi tidak menjadi masalah karena bahan racun tersebut akan hilang selama pemrosesan menjadi tepung dan pati.
Pati dengan kadar amilosa tinggi lebih sesuai karena proporsi partikel pati tidak larutnya (insoluble starch particles) lebih rendah, sehingga relatif lebih mudah dihidrolisis baik dengan asam maupun enzim. Oleh karena itu selain kadar pati, kadar gula total juga menentukan kesesuaiannya sebagai bahan baku etanol.
Adira 2 memiliki umur panen 8-12 bulan dengan rata-rata hasil 22 t/ha umbi basah. Adira 2 agak tahan tungau merah dan tahan penyakit layu.
Tungau merah merupakan salah satu penyakit yang dapat menimbulkan kerusakan parah pada seluruh varietas ubi kayu. Penurunan hasil ubi kayu akibat serangan hama tungau merah dapat mencapai 60%. Serangan yang parah dapat mengakibatkan kematian tanaman, tergantung pada lama serangan dan umur tanaman. Serangan hama tungau merah dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan semua daun luruh dan kehilangan hasil. Dengan adanya Varietas Adira 1 dan Adira 2 petani bisa memanfaatkan varietas ini karena agak tahan terhadap penyakit tungau merah, sehingga penyebaran penyakit tangua merah bisa teratasi.
Varietas Adira 1 dan Adira 2 telah dilepas Badan Litbang Pertanian pada tahun 1978. Sudah cukup lama bukan?, walaupun sudah lama dilepas namun varietas adira 1 dan adira 2 tetap menjadi tanaman favorit para petani ubi kayu. Berjayalah petani ubi kayu seluruh Indonesia. (Feb)
Pewarta: System
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017