Baghdad (ANTARA News) - Warga Irak secara berangsur-angsur mulai kembali ke jalan-jalan Baghdad menyusul dicabutnya jam malam, Minggu, empat hari setelah serangan bom di sebuah masjid Muslim Syiah di wilayah utara yang memicu kekuatiran aksi serangan balasan sektarian. Tetapi jam malam tetap berlaku di kota Samarra, tempat berlangsungnya serangan bom atas Masjid Al Askari oleh orang yang diduga anggota Al-Qaeda, demikian Reuters melaporkan. Satu serangan terhadap masjid yang sama Februari 2006, di mana kubah emasnya hancur, memicu gelombang aksi kekerasan sektarian yang menewaskan puluhan ribu orang dan mendorong Irak ke pinggir perang saudara habis-habisan. Jam malam di Baghdad sebagian besar menghentikan serangan balasan di ibukota itu tapi sejumlah masjid kaum Sunni dibakar atau diledakkan di daerah-daerah lain Irak. Kendatipun mobil-mobil dan masyarakat ramai ke turun ke jalan-jalan pukul 05:00 waktu setempat (08:00 WIB)Minggu , penduduk mengatakan ibukota itu lebih tenang ketimbang pada hari biasa sementara sejumlah warga lainnya takut akan terjadi serangan-serangan balasan. Menteri Pertahanan AS Robert Gates bertemu dengan para pemimpin Irak, Sabtu untuk mengemukakan kepada mereka bahwa Washington kecewa dengan usaha-usaha untuk rekonsiliasi faksi-faksi yang bertikai. Gates mendapat laporan dari para komandan AS mengenai peningkatan kekuatan pasukan AS yang bertujuan memberikan waktu bagi pemerintah PM Nuri al Maliki mencapai kesepakatan politik dengan kelompok Arab Sunni. Tidak banyak rincian diperoleh dari pertemuan Gates dengan Maliki dan para pemimpin Irak lainnya tapi Gates mengemukakan kepada wartawan yang ikut rombongannya ia akan menyampaikan satu pesan sederhana "bahwa pasukan kita memberi mereka waktu untuk mencapai rekonsiliasi, dan kita sejuah ini sesungguhnya kecewa dengan kemajuan itu". (*)

Copyright © ANTARA 2007