Jakarta (ANTARA News) - Indonesia yang tengah mengajukan pencalonan tuan rumah Piala Dunia Bola Basket FIBA 2023 bersama Jepang dan Filipina berhasil memasuki tahap akhir dan akan bersaing dengan kandidat bersama lainnya Argentina-Uruguay.
Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat, Presiden Asosiasi Bola Basket Asia Tenggara (SEABA) sekaligus anggota Dewan Pusat FIBA Erick Thohir mengaku bangga atas hal tersebut.
"Momen ini bisa menjadi peluang untuk meningkatkan prestasi bola basket Indonesia, sekaligus menunjukkan pada dunia internasional bahwa sebagai Indonesia bisa menjadi tuan rumah kejuaraan bola basket dunia," ujar Erick, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
Adapun keputusan Indonesia-Jepang-Filipina dan Argentina-Uruguay menjadi kandidat terakhir tuan rumah Piala Dunia FIBA dipastikan Rabu (22/11).
Siapapun yang terpilih nantinya, itu akan menjadi kali pertama Piala Dunia FIBA diadakan bersama oleh lebih dari satu negara.
Meski demikian, pihak FIBA yakin Piala Dunia Bola Basket tahun 2023 bisa berjalan dengan sukses, sama seperti Kejuaran Bola Basket Eropa FIBA (EuroBasket) 2017, Kejuaran Bola Basket Afrika FIBA (AfroBasket) 2017 dan Kejuaran Bola Basket Amerika FIBA (AmeriCup) 2017.
"Kami sangat yakin formula tuan rumah bersama ini juga akan berpengaruh besar bagi penyelenggaraan Piala Dunia. Negara-negara calon tuan rumah Piala Dunia 2023 ini adalah negeri dengan jumlah penggemar bola basket yang besar," kata Sekretaris Jenderal FIBA serta anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) Patrick Baumann.
Selanjutnya, Indonesia-Jepang-Filipina serta Argentina-Uruguay akan melakukan presentasi akhir di hadapan Dewan Pusat FIBA pada Sabtu (9/12).
Pengumuman siapa yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2023 akan dikeluarkan di hari yang setelah para anggota Dewan Pusat FIBA melakukan voting. Demi keadilan dan indepedensi, anggota Dewan Pusat FIBA yang berasal dari negara calon tuan rumah tidak boleh memberikan suara.
Pewarta: Michael Teguh Adiputra S
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017