Jakarta (ANTARA News) - Beberapa bulan belakangan, Kaspersky Lab tertimpa kabar tidak mengenakkan, namun hal tersebut ternyata tidak mempengaruhi perkembangan bisnis Kaspersky Lab di Indonesia.
Pembuat peranti lunak antivirus asal Rusia tersebut dikabarkan membobol komputer intel Amerika Serikat. Tidak hanya itu, ada pula kabar yang menyebutkan bahwa Kaspersky Lab digunakan oleh peretas-peretas pemerintah Rusia untuk menyelinap ke ke komputer yang digunakan oleh lembaga-lembaga pemerintahan Amerika Serikat.
Menanggapi hal ini, Territory Channel Manager Indonesia untuk Kaspersky Lab, Dony Koesmandarin, menegaskan bahwa hal tersebut adalah gejala geo politik.
"Sejauh ini, tidak ada efeknya di Indonesia," ujar dia di Jakarta, Kamis. Namun, dia tidak menampik bahwa kabar tersebut sempat membuat pengguna Kaspersky di Indonesia bertanya-tanya.
"User minta klarifikasi, tapi secara bisnis enggak ada pengaruh," sambung dia.
Bahkan, Dony mengatakan bahwa bisnis Kaspersky Lab di Indonesia pada kuartal ketiga tahun ini telah melampaui target. "Q3 saya sudah over acchieved," kata dia.
"Over acchieved 23 persen. Jadi, buat saya tidak begitu efek besar. Merepotkan klarifikasi iya," lanjut dia.
Bulan lalu, pendiri perusahaan, Eugene Kaspersky, meluncurkan "insiasi transparansi global" di mana Kaspersky Lab mengizinkan pihak ketiga menganalisis perangkat lunak antivirus-nya dalam upaya menepis tuduhan bahwa pihaknya melakukan spionase untuk Kremlin.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017