Jakarta (ANTARA News) - Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Musyawarah Besar NU dari waktu ke waktu selalu memberi kontribusi penting bagi bangsa Indonesia.
Munas bertemakan "Memperkokoh Nilai Kebangsaan melalui Gerakan Deradikalisasi dan Penguatan Ekonomi Warga" dinilai menambah bobot signifikansi perhelatan ini, kata Direktur Said Aqil Siroj (SAS) Institute, Dr HM Imdadun Rahmat, MSi dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan, kecenderungan menguatnya radikalisme dan intoleransi sudah sampai tahap kedaruratan. Berbagai peristiwa politik menunjukkan dengan terang benderang sektarianisme yang akut.
Berbagai kekerasan atas nama agama, penyebaran prasangka, kebencian, stereotyping terhadap kelompok lain terlebih kelompok minoritas terus mengemuka.
Selain iu, berbagai survei menguatkan bahwa itu semua terjadi karena ideologi dan paham radikalisme telah menjangkiti pikiran sejumlah besar masyarakat.
Sejalan dengan itu, rasa nasionalisme dan nilai-nilai kebangsaan terus menipis. "Ini menyalakan sinyal bahaya. Seharusnya hal ini segera melahirkan sense of crisis. Maka sudah tepat NU menyuarakan kedaruratan ini kepada publik agar mereka sadar," katanya.
Seruan dari Munas dan Konbes mesti disambut dengan gerakan nasional penguatan nilai-nilai nasionalisme dan kontra radikalisme serta deradikalisasi.
Oleh karena itu, Pemerintah dan civil society harus bergandeng tangan membendung dan mengisolasi virus radikalisme yang terus disebarkan oleh berbagai kelompok garis kekerasan.
Di samping itu, isu ketidakadilan khususnya kesenjangan akses dan distribusi ekonomi selalu menjadi habitat kultur perlawanan dan budaya kekerasan. Tak cukup kontra atau deradikalisasi tanpa mempersempit ladang semai tumbuhnya. Maka penguatan ekonomi rakyat juga harus menjadi agenda nasional.
Munas dan Konferensi Besar (Konbes) NU sedang meniup terompet perang melawan kekerasan, radikalisme, intoleransi dan delegitimasi terhadap Pancasila.
"Semoga seluruh rakyat Inonesia menyambut seruan dua pemimpin NU KH Ma'ruf Amin - KH Said Aqil Siroj dengan melakukan gerakan nasional nation building: menjadi Indonesia," demikian HM Imdadun Rahmat.
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017