Ramallah, Tepi Barat (ANTARA News) - Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang dipimpin Presiden Mahmud Abbas, Sabtu, menolak tawaran dialog dengan Hamas dan menuduh Hamas melakukan "pembantaian masal." Sekretaris Jenderal Komite eksekutif PLO, Yasser Abed Rabbo, menyatakan penolakan tegas terhadap tawaran dialog dari pemimpin Hamas di pengasingan, Khaled Meshaal. "Saya memberitahu Meshaal bahwa tidak ada dialog dengan mereka yang melakukan pembantaian massal di Gaza," katanya. Meshaal mengatakan pada Jumat bahwa Hamas masih mengakui kewenangan Abbas dan minta adanya pembicaraan baru dengan dukungan Arab untuk menyusun kembali pemerintah persatuan di wilayah Palestina. Dia mengatakan pengambilalihan dengan jalan kekerasan atas Jalur Gaza adalah usaha untuk memecahkan konflik tentang kekuasaan antar faksi-faksi yang bersaing, yang membentuk pemerintah persatuan pada awal tahun ini. Abed Rabbo mengatakan PLO juga sudah menolak keputusan Liga Arab League yang akan mengirimkan komisi untuk menyelidiki perebutan Hamas atas Gaza. "Kami menolak komisi penyelidikan Arab. Ini adalah intervensi menyolok atas urusan dalam negeri kami," katanya. PLO, yang mempersatukan gerakan nasional Palestina yang dipimpin Fatah, merupakan badan pusat Kekuasaan Palestina dan dipimpin oleh Presiden Abbas. Menteri-menteri luar negeri Arab pada Jumat membentuk suatu komisi untuk menyelidiki perselisihan maut yang menyebabkan Hamas memukul telak pasukan Fatah sehingga mereka menguasai sepenuhnya Jalur Gaza. Komisi yang antara lain beranggotakan Mesir dan Arab Saudi, akan "memberikan suatu laporan atas keadaan tersebut dalam waktu kurang dari satu bulan" kata pernyataan sesudah pertemuan para menteri luar negeri Arab, demikian AFP.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007