Temu bisnis Mangga varietas Agri Gardina 45 dan Gadung 21 di Mall Botani Square dilaksanakan dengan tema “Bangkitkan Generasi Muda Tingkatkan Nilai Tambah dan Daya Saing Pertanianâ€.
Kegiatan ini dilaksanakan guna memeriahkan Agro Inovasi Fair 2017.
Mangga merupakan komoditas hortikultura yang strategis bagi Indonesia. Komoditas ini selain disukai konsumen dalam negeri juga disukai konsumen luar negeri dan menjadi komoditas ekspor penyumbang devisa negara.
Mangga Agri Gardina 45 memiliki karakter tajuk rendah ± 3 m, genjah yaitu umur 3 tahun setelah tanam sudah berbuah bahkan umur 1,5 tahun ada yang sudah berbuah dengan umur panen genjah 90-100 hari setelah bunga mekar. Produksi mangga Agri Gardina 45 cukup tinggi yaitu pada umur 3 tahun berproduksi sebanyak 136 buah/pohon/tahun dan umur 4 tahun berproduksi sebanyak 273 buah/pohon/tahun.
Warna kulit buah ini menarik dengan pangkal merah dan ujung kuning sehingga menjadikan Agri Gardina 45 sangat cocok untuk tanaman pekarangan baik di pedesaan maupun untuk tabulampot di perkotaan. Tanaman ini bertajuk rendah dan indah, rasa buahnya enak, aromanya harum, dan penampilannya menarik serta dapat dimakan seperti makan pisang, sering disebut mangga pisang.
Selain Mangga Agri Gardina 45, agribisnis buah nusantara diramaikan dengan mangga Gadung 21 yang memiliki ukuran buah besar, daging buah tebal, kuantitas serat pada daging buah rendah, kadar pati cukup tinggi dan kadar air rendah sehingga buah masak pohon bisa dimakan memakai sendok, serta rasanya manis.
Gadung 21 dapat dimakan dengan dibelah tengahnya, kemudian diputar hingga terbelah menjadi dua dan dapat dimakan menggunakan sendok seperti makan buah alpukat. Karena cara makannya seperti makan buah alpukat maka masyarakat menyebutnya mangga alpukat.
Namun demikian, kondisi agribisnis mangga masih banyak menghadapi kendala. Permasalahan yang muncul secara menonjol dari agribisnis mangga di Indonesia adalah rendahnya kualitas dan kontinyuitas buah, periode produksi yang pendek sehingga terjadi penumpukan pada satu waktu sehingga fluktuasi harga yang tinggi, serta terbatasnya pelaku di sektor on-farm.
Selain itu, persaingan yang semakin berat di pasar global, membutuhkan inovasi teknologi dalam pengusahaan mangga baik dari sisi on-farm maupun off-farm.
Para pelaku usaha di negara-negara pesaing terus mengembangkan inovasi untuk memenangkan persaingan pasar mangga, jelas Kepala Puslitbang Hortikultura, Dr. Hardiyanto.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian selama 43 tahun kiprahnya juga telah menghasilkan berbagai teknologi inovatif yang dapat diterapkan oleh pengguna untuk meningkatkan daya saing mangga Indonesia.
Temu Bisnis Mangga ini merupakan upaya hilirisasi inovasi teknologi Balitbangtan dengan menggaet secara langsung mitra kerjasama penelitian dan pemasaran mangga (Ind).
Pewarta: Subagyo
Editor: Copywriter
Copyright © ANTARA 2017