Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian menargetkan sebanyak 1.142.752 tenaga kerja yang tersertifikasi pada tahun 2017-2019.
Upaya ini akan ditempuh melalui berbagai program strategis, yaitu pelaksanaan pendidikan dan pelatihan vokasi yang link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri, Diklat 3in1, unit pendidikan vokasi di lingkungan Kemenperin, serta sertifikasi tenaga kerja industri.
“Saat ini pembangunan sumber daya manusia (SDM) melalui penguatan pendidikan vokasi merupakan prioritas pemerintah setelah pembangunan infrastruktur," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
Pembangunan SDM ini, lanjutnya, bertujuan untuk membentuk dan menghasilkan tenaga kerja industri yang kompeten sesuai dengan kebutuhan industri atau demand driven.
Airlangga menyebutkan, dari seluruh program, tahun 2017 ditargetkan jumlah tenaga kerja yang tersertifikasi sebanyak 201.055 orang, tahun 2018 sebanyak 458.109 orang, dan tahun 2019 sebanyak 483.409 orang. Sehingga total menjadi 1.142.752 tenaga kerja yang tersertifikasi.
“Dari empat tahap yang telah kami launching untuk program link and match SMK dengan industri, 415 industri dan 1.245 SMK yang terlibat, menghasilkan 254.037 tenaga kerja bersertifikat. Hingga tahun 2019, kontribusi dari program ini ditargetkan sebanyak 946.400 tenaga kerja bersertifikat,” tuturnya.
Airlangga menyampaikan, setiap peluncuran program vokasi, Kemenperin memfasilitasi pemberian bantuan mesin dan peralatan praktik dari industri untuk SMK. Hingga saat ini telah melibatkan sebanyak 45 industri untuk 282 SMK.
Selain itu, pelaksanaan program magang guru produktif di industri sebanyak 276 orang serta praktik kerja siswa SMK di industri sebanyak 722 orang.
Untuk program Diklat 3in1, jumlah tenaga kerja yang telah dilatih, disertifikasi dan terserap kerja selama tahun 2014-2016 sebanyak 36.532 orang. Sementara itu, pada 2017-2019 ditargetkan sebanyak 162 ribu orang.
Diklat ini antara lain meliputi program untuk industri garmen, pengolahan kelapa sawit, karet, kakao, furnitur, plastik, kosmetik, semen dan petrokimia, elektronika, animasi serta otomotif.
Kemudian, melalui unit pendidikan vokasi industri di lingkungan Kemenperin, ditargetkan menghasilkan sebanyak 16.252 lulusan hingga tahun 2019.
Saat ini, Kemenperin memiliki sembilan SMK, sembilan politeknik, satu akademi komunias, dan satu program Diploma I industri. Pada 2019, akan ditambah tiga politeknik dan satu akademi komunitas.
“Seluruh unit pendidikan vokasi Kemenperin telah memiliki spesialisasi berbasis kompetensi serta link and match dengan industri,” tegas Airlangga.
Bahkan, 90 peren lulusannya terserap industri saat wisuda. Capaian ini karena unit pendidikan di lingkungan kemenperin dilengkapi fasilitas yang mendukung, seperti ruang workshop, laboratorium, teaching factory dengan mesin dan peralatan standar industri.
“Selain itu, tersedia Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan Tempat Uji Kompetensi (TUK) sehingga lulusan mendapat ijazah dan sertifikat kompetensi,” imbuhnya.
Kontribusi lainnya yaitu dari program sertifikasi kompetensi yang diselenggarakan oleh Kemenperin, dengan target hingga tahun 2019 mencapai 18.100 orang.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017