"Rehabilitasi ini sangat penting untuk menjaga kelangsungan hutan dan mencegah terjadinya erosi serta banjir bandang seperti yang pernah terjadi pada 2016 lalu," kata Siti usai peluncuran RHL Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk di Desa Padaawas, Kecamatan Pasirwangi, Garut.
Ia menuturkan, rehabilitasi hutan perlu dilakukan oleh semua kalangan masyarakat, termasuk pemerintah daerah dan para pegiat lingkungan untuk menjaga lingkungan dari kerusakan.
Ia mengapresiasi seluruh pemangku kepentingan di Jawa Barat, khususnya Kabupaten Garut yang konsisten melakukan rehabilitasi lingkungan sesuai perintah Presiden dan Wakil Presiden.
"Pasca bencana (banjir Garut) sangat khusus, Presiden dan Wapres perintahkan khusus pemerintah daerah untuk selesaikan (masalah banjir)," katanya.
Ia mengimbau, seluruh pemangku kepentingan dari mulai Pemerintah Provinsi Jabar hingga pemerintah daerah untuk mengintensifkan penanaman pohon khususnya di lahan kritis dan daerah hulu sungai.
"Senantiasa menggalang penanaman pohon di sejumlah daerah rawan banjir bandang atau lahan kritis, khususnya di Daerah Aliran Sungai DAS Cimanuk," katanya.
Dalam siaran pers Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjelaskan bahwa RHL menjadi salah satu kebijakan nasional yang relevan untuk menjawab tantangan yang dihadapi daerah terkait terdegradasinya lingkungan yang dapat menimbulkan banjir dan tanah longsor.
Kementerian berupaya melakukan penanganan pemulihan DAS tersebut melalui program RHL yang dilaksanakan dengan tiga pola yaitu Penanaman Pohon secara Konvensional, Penaburan Benih melalui Udara (aerial seeding), dan Hutan Rakyat Agroforestry.
Upaya lainnya adalah pembuatan bangunan Konservasi Tanah dan Air (KTA), melalui Dam Penahan, `Gully Plug`, dan sumur resapan.
(U.KR-FPM/R010)
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017