Jakarta (ANTARA News) - Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) Ade Komarudin menyatakan penahanan Setya Novanto oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus KTP-e mempengaruhi elektabilitas partai menghadapi Pilkada Serentak 2018 dan Pileg/Pilpres 2019.

"Pasti harus diakui ada dampak. Karena itu, kami serahkan kepada seluruh tingkat dua dan juga tingkat satu untuk sama-sama mereka menyatukan langkah agar partai ini solid, kompak," kata Akom sapaan akrab Ade Komarudin di gedung KPK, Jakarta, Rabu.

Ia mendatangi gedung KPK, Jakarta, Rabu diperiksa sebagai saksi terkait kasus KTP-elektronik.

Lebih lanjut, ia menyatakan tantangan yang paling besar saat ini adalah menyatukan langkah agar Partai Golkar tetap utuh dan harmonis.

"Sekarang partai harus solid melakukan konsolidasi, melakukan harmonisasi agar kompak. Jangan lupa sebentar lagi mau Pileg dan Pilpres. Kami Pilpres kan sudah menentukan Pak Jokowi sebagai capresnya, sudah jauh hari," tuturnya.

Ia pun meminta seluruh kader Partai Golkar berjuang untuk memenangkan kembali Joko Widodo dalam Pilpres 2019.

"Kan itu harus diperjuangkan sebaik-baiknya agar Pak Jokowi menang kembali. Nah, kalau partainya tidak kompak, tidak solid, tidak harmonis, ya pasti nanti kurang maksimal membantu Pak Jokowi-nya," ucapnya.

Sebelumnya, Rapat pleno DPP Partai Golkar memutuskan Idrus Marham sebagai pelaksana tugas (plt) ketua umum hingga sidang praperadilan Setya Novanto diputuskan.

"Menyetujui saudara Idrus Marham sebagai pelaksana tugas ketua umum sampai ada keputusan praperadilan," kata Ketua Harian DPP Partai Golkar Nurdin Halid di Jakarta, Selasa (21/11).

Penunjukan Idrus ini sesuai dengan keinginan Novanto yang sebelumnya mengirimkan surat bermeterai berisi tentang pendelegasian tugasnya kepada Idrus sebagai plt.

KPK telah menetapkan kembali Setya Novanto menjadi tersangka kasus korupsi KTP-e pada Jumat (10/11).

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017