Jepara (ANTARA News) - Situs tempat ditemukannya perahu kuno di lokasi pembangunan Pasar Jepara, Jawa Tengah harus diselamatkan guna penyelidikan arkeologi lebih lanjut, agar diketahui konteks perahu itu dengan zamannya. "Secara arkeologis, keliru kalau hanya mengangkat perahu kuno itu lalu mencoba merekonstruksi. Kita harus melakukan penggalian lebih lanjut di situs untuk mengetahui konteks perahu dengan segala aspek pada zaman itu," kata arkeolog Yunan Helmi Zakaria di Jepara, Sabtu. Arkeolog lulusan UGM Yogyakarta itu menyayangkan kontraktor pembangunan Pasar Jepara yang terus melanjutkan penggalian setelah menemukan perahu kuno yang diperkirakan peninggalan abad 16 semasa Jepara dipimpin Ratu Kalinyamat. Menurut dia, begitu menemukan benda bersejarah tersebut, seharusnya menutup situs dari segala eksplorasi di situs tersebut karena dikhawatirkan akan merusak benda bersejarah lain yang diduga juga tertimbun di sekitar perahu kuno. "Setelah menutup lokasi temuan itu, Pemkab Jepara harus menghadirkan arkeolog Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jateng untuk melakukan penggalian lanjutan. Proses penggaliannya tentu saja sangat hati-hati, agar tidak merusak temuan situs itu sendiri," katanya. Perahu kuno itu ditemukan para pekerja bangunan pada 13 Mei 2007 saat menggali tanah untuk pondasi cakar ayam pembangunan Pasar di Jepara yang terbakar 18 Januari 2007. Kayu perahu itu belum bisa diidentifikasi jenisnya, termasuk usianya. Panjang perahu kuno itu diperkirakan 15 meter. Menurut Yunan, tanpa melakukan penggalian dan penelitian lanjutan di situs itu, maka masyarakat hanya tahu ada sebuah perahu kuno peninggalan beberapa abad lalu tanpa mengetahui konteksnya. "Setelah perahu kuno diangkat, kemudian dirawat, dan direkonstruksi, lantas apa. Kalau ada penyelidikan lebih lanjut, kita tahu konteksnya lebih luas, misalnya jenis perahunya, nilai seni, teknologinya, kaitan lokasi pelabuhan, bahan baku, kondisi sosial ekonomi, dan lainnya," katanya. Jepara di bawah Ratu Kalinyamat memang memiliki pelabuhan penting dan menjadi transit kapal dari berbagai penjuru dunia. Menurut dia, temuan perahu kuno itu hanya menjelaskan satu sisi bahwa di kawasan Pasar Jepara dulu merupakan laut, tetapi dari disiplin arkeologi sangat tidak memuaskan dan terlalu menyederhanakan temuan penting itu sendiri.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007