Jakarta (ANTARA News) - Kapal layar tiang tinggi latih TNI AL, KRI Bima Suci, telah melepas tali tambatnya di dermaga Terminal Peti Kemas 2 Tanjung Priok, Rabu pagi ini, menuju gelaran Sail Sabang 2017, di Sabang, Aceh. Ini adalah kiprah perdana KRI Bima Suci di Tanah Air.
Proses keberangkatan kapal layar tiang tinggi di kelas Barque tiga tiang ini dimulai dengan apel kesiapan di geladak tiang Tanggon, di bagian tengah badan kapal. 66 personel pengawak, 113 kadet Akademi TNI AL yang mengikuti Operasi Kartika Jala Krida Luar Negeri 2017 dan perwira-perwira pengasuh mereka, turut dalam apel kesiapan itu.
Ketiga tiang di KRI Bima Suci diberi nama sesuai kriteria penilaian seorang kadet. Dimulai dari belakang, yaitu tiang Tanggap, tiang Tanggon, dan tiang Trengginas. Adapun tiang paling depan adalah tiang cocor yang di bawahnya terdapat patung Bima Suci.
Apel ini diatur menurut departemen-departemen di dalam kedinasan kapal layar buatan galangan kapal Freire, di Vigo, Spanyol itu. Mereka meliputi Departemen Bahari dan Senjata, Departemen Mesin, Departemen Operasi, dan Departemen Logistik.
Sebagaimana disaksikan ANTARA News dari geladak KRI Bima Suci dalam pelayarannya di dalam alur pelayaran di Tanjung Priok, para kadet berdiri di sisi kiri kapal untuk memberi penghormatan kepada rombongan pengantar. Demikian juga dengan personel TNI AL pengawak kapal.
Di atas anjungan kapal, Komandan KRI Bima Suci, Letnan Kolonel Pelaut Widyatmoko Baruno Aji, memimpin semua proses keberangkatan kapal layar berukuran panjang 111,2 meter dan bobot 2.346 ton itu. Mesin pendorong mampu menggerakkan kapal dengan kecepatan cukup laju sehingga jarak tiga mil laut dari dermaga bisa dilayari dalam waktu singkat.
Di geladak isyarat, beberapa kadet Akademi TNI AL menabuh drum dan membawakan berbagai lagu, setelah sebelumnya semua personel TNI AL yang terlibat dalam pelayaran KRI Bima Suci menyanyikan Mars KRI Bima Suci.
Dua hari lalu, KRI Dewaruci terlebih dulu lepas tali dan berlayar menuju Sail Sabang 2017, yang digelar pada 28 November-5 Desember ini. KRI Dewaruci yang telah bergabung dengan TNI AL sejak 1954 menempuh jalur Selat Malaka, sedangkan KRI Bima Suci menempuh jalur barat, melayari sebagian Samudera Hindia.
KRI Bima Suci dibangun pada 2017 setelah proses panjang pengadaan oleh TNI AL, Markas Besar TNI, dan Kementerian Pertahanan.
Setelah kontrak pembelian senilai 78 juta dolar Amerika Serikat ditandatangani antara Indonesia dan galangan kapal Freire di Vigo, pemotongan perdana besi badan kapal dilaksanakan pada 16 November 2015, dilanjutkan peletakan lunas pertama pada 27 Januari 2016, lalu peluncuran badan kapal pada 17 Oktober 2017, dan pelayaran-pelayaran percobaan.
KRI Bima Suci yang dicat warna putih dengan tiga strip biru di haluan kapalnya —mirip dengan pola warna dan strip awal KRI Dewaruci— merupakan juga kapal layar tiang tinggi perdana yang dibangun galangan kapal di Vigo, kota yang posisinya dekat dengan perbatasan Portugal di bawah Teluk Biscay itu.
Untuk bisa hadir di Tanah Air, KRI Bima Suci berlayar dari Vigo menuju Civitavecchia (Italia), Port Said dan Terusan Suez (Mesir), Jeddah (Arab Saudi), Kolombo (Sri Lanka), Padang, dan Jakarta.
Di Teluk Jakarta, kapal layar yang termasuk terbesar di dunia ini dijemput kapal layar tiang tinggi seniornya, KRI Dewaruci. Untuk selanjutnya, mereka secara beriringan memasuki alur dermaga dengan KRI Dewaruci berlayar di depan dan ditambat.
Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017