Sidoarjo (ANTARA News) - Di saat pemerintah kesulitan menghentikan pusat semburan di Sumur Banjar Panji I milik Lapindo Bantas, semburan lumpur baru muncul di tengah pemukiman warga Desa Jatirejo, Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jatim, Sabtu.Semburan baru itu muncul di rumah Herman Samin, warga RT02/RW01 Desa Jatirejo, yang menyemburkan lumpur hingga setinggi sekira lima meter, melewati atap bangunan dapur, wartawan ANTARA dari Sidoarjo melaporkan.Warga yang ketakutan setelah mengetahui munculnya semburan baru itu, sebagian memilih mengungsi.Herman Samin, sang pemilik rumah yang menjadi lokasi semburan mengatakan, semburan itu muncul sekitar pukul 14.20 WIB, mula-mula kecil kemudian kian menguat dan meninggi. "Kalau tidak segera ada penanganan yang serius, dikhawatirkan air akan menggenangi jalan raya dan rel kereta api. Saya sudah melapor ke BPLS (Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo), tapi sampai sat ini belum ada tanggapan," katanya. Semburan kali ini tampaknya cukup membahayakan, bukan cuma karena kandungan gasnya, tetapi juga volume air yang keluar yang semakin banyak. Munculnya semburan baru ini sudah puluhan kali terjadi, tetapi yang terjadi di rumah Herman Samin ini yang paling besar dan mengkhawatirkan. Spillway Ditutup Sementara itu, puluhan warga Desa Mindi Kecamatan Porong, Sabtu mendatangi lokasi pompa spillway (saluran pelimpah), dan mendesak agar spillway ditutup karena pembuangan lumpur ke Kali Porong dinilai tidak efektif. Mereka menyarankan BPLS membuat kanalisasi langsung ke sungai Porong. Warga menilai spillway selama ini dinilai tidak efektif. Buktinya lumpur yang mengalir di saluran pelimpah itu belum surut. Mereka khawatir lumpur akan meluap ke perkampungan warga. Aksi warga ini nyaris ricuh dengan aparat kepolisian, ketika aparat kepolisian berniat membubarkan aksi, karena tidak memiliki ijin. H Rofiq, Korlap warga Desa Mindi mengatakan warga meminta jaminan keamanan dari luapan lumpur Lapindo, mengingat desa Mindi tidak masuk dalam peta terdampak, sehingga warga ngotot meminta Spillway ditutup saja, karena debit air yang masuk ke spillway tidak seimbang dengan yang keluar ke Kali Porong. Kapolsek Jabon AKP Satuji mengatakan aksi warga yang menginginkan tanggul di Desa Mindi dijebol dan mereka ingin menutup spillway ini, tanpa ada ijin, sehingga wajar, bila aparat kepolisian membubarkannya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007