... di Morotai, Biak, Merauke, dan Selaru...Karanganyar, Jawa Tengah (ANTARA News) - Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, mengatakan, para perwira muda lulusan Sekolah Pembentukan Perwira TNI AU yang baru dilantik akan mengisi sejumlah pangkalan udara TNI AU wilayah terluar yang sedang dikembangkan.
"Ini juga sejalan kebijakan panglima TNI, yakni mengembangkan lima Pangkalan Udara TNI AU terluar, antara lain di Morotai, Biak, Merauke, dan Selaru," kata Tjahjanto, di Pangkalan Udara Adi Soemarmo, Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa.
Dia melantik dan mengambil sumpah 187 perwira lulusan Angkatan ke-20 Sekolah Pembentukan Perwira TNI AU Tahun Anggaran 2017. Sebelumnya, mereka merupakan bintara aktif TNI AU.
Tjahjanto mengatakan, kekurangan pesonel di TNI AU menjadi hal yang pokok untuk segera diatasi. Selain karena kebijakan pertumbuhan nihil jumlah personel, juga karena kehadiran berbagai arsenal baru TNI AU, di antaranya 12 radar baru sebagai penguatan 20 satuan radar yang kini ada.
Tjahjanto mengatakan, kekurangan pesonel di TNI AU menjadi hal yang pokok untuk segera diatasi. Selain karena kebijakan pertumbuhan nihil jumlah personel, juga karena kehadiran berbagai arsenal baru TNI AU, di antaranya 12 radar baru sebagai penguatan 20 satuan radar yang kini ada.
Tjahjanto mengatakan, untuk memenuhi keperluan itu yang diperlukan perwira-perwira yang memiiliki kemampuan tehnis. "Karena mereka dari bintara, sehingga sudah mampu untuk itu, ketika diterjunkan di lapangan sudah tidak ada masalah," kata dia.
Tjahjanto juga bicara soal pesawat tempur Sukhoi Su-35 Flanker E yang sekarang dalam proses dan menunggu kontrak. Apabila ke depan sudah jadi untuk sementara akan ditempatkan di Pangkalan Udara TNI AU Hasanudin, di Makassar, karena infrastrukturnya sudah siap.
Namun, lanjut dia, sambil menunggu pembangunan infrastrtur di Pangkalan Udara TNI AU Iswahyudi, di Madiun, Jawa Timur. Sukhoi Su-35 Flanker E akan dipindahkan untuk mengganti pesawat tempur F-5 E/F Tiger II yang kini tergabung dalam Skuadron Udara 14.
"Kami belum berani membangun Lanud Iswahyudi, sebelum pesawat yang baru itu, datang di Indonesia. Kami masih memiliki waktu satu tahun untuk menunggu pesawat itu, datang sambil membangun infrastruktur untuk sementara akan tempatkan ke Pangkalan Udara TNI AU Hasanudin terlebih dahulu," katanya.
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017