Yogyakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal mengungkapkan sekitar 50 persen lokomotif yang dioperasikan pengelola angkutan kereta api, PT Kereta Api (PT KA), berusia sangat tua, bahkan ada beberapa diantaranya buatan 1912."Kenyataan tersebut menjadi salah satu penyebab seringnya terjadi kecelakaan kereta api," katanya kepada wartawan seusai meninjau bengkel kereta api, Balai Yasa Yogyakarta, Sabtu.Karena itu, salah satu upaya untuk mengurangi angka kecelakaan kereta api, PT KA melakukan perbaikan secara menyeluruh atau overhaul terhadap lokomotif tersebut. "Perbaikan total ini dilakukan antara lain untuk mempertahankan penggunaan lokomotif yang sudah berusia tua karena kalau membeli lokomotif baru harganya sangat mahal," katanya. Ia mengatakan perbaikan tersebut memang membutuhkan waktu lama, dan tidak semua lokomotif yang cepat diperbaiki. Mengenai anjloknya KA Parahyangan di Padalarang, Kabupaten Bandung (Jabar) dan KA Penataran di Stasiun Gedangan, Sidoarjo (Jatim), menurut Menhub, penyebabnya adalah kesalahan pada aspek pengoperasian peralatan maupun sarana penunjangnya. Menhub menyebut contoh kesalahan aspek pengoperasian peralatan seperti wesel belum aman atau rel belum digeser, tetapi kereta sudah lewat maka gerbong akan anjlok. Namun, ia mengakui jalur rel yang sudah tua juga menjadi salah satu penyebab seringnya kereta api anjlok. "Tetapi semua faktor atau aspek tersebut masih akan diteliti oleh KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi)," kata dia. Perihal peran Balai Yasa PT KA, Menhub mengatakan selama ini sudah berfungsi cukup baik sebagai tempat perawatan sekaligus bengkel lokomotif dan gerbong. "Cara kerja Balai Yasa dalam merawat maupun memperbaiki lokomotif sudah cukup baik, dan mampu mengerjakan semuanya," katanya. Mengenai pengajuan permohonan PT KA untuk menaikkan tarif penumpang kereta api kelas ekonomi, Menhub mengatakan kenaikan tarif bisa saja dilakukan, asalkan pelayanan kepada penumpang sudah baik dan memadai. Ia menyebut contoh di gerbong kereta api ekonomi penumpang yang akan menggunakan WC mengalami kesulitan. "Hal-hal seperti ini termasuk yang harus dibenahi lebih dulu, sebelum menaikkan tarif kereta api ekonomi," kata menhub. Dia juga mengingatkan kenaikan tarif harus diupayakan agar tidak justru semakin memberatkan masyarakat kecil yang akan menggunakan jasa kereta api tersebut. Karena itu, terkait dengan rencana kenaikan tarif kereta api kelas ekonomi, harus dipertimbangkan kemampuan masyarakat kelas bawah yang akan menggunakan jasa angkutan tersebut. "Selain pertimbangan bisnis, PT Kereta Api harus melaksanakan fungsi sosialnya," kata dia. Seusai meninjau Balai Yasa di kawasan Pengok, Kota Yogyakarta, Menhub Jusman Syafii Djamal langsung menuju Stasiun Kereta Api Tugu Yogyakarta. Di Stasiun Tugu ia memperoleh penjelasan dari pihak pelaksana proyek pembangunan jalur rel kereta api double track (jalur ganda) di wilayah Yogyakarta, yang saat ini masih dalam pengerjaan. Menhub beserta rombongan di antaranya Dirjen Kereta Api Sumino, Dirut PT KA Rony Wahyudi dan beberapa pejabat PT KA Daop VI Yogyakarta, dengan kereta api khusus melanjutkan kunjungan kerja ke Kutoarjo, Kabupaten Purworejo (Jawa Tengah).(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007