Denpasar (ANTARA News) - Kandasnya tongkang dan sejumlah kapal lainnya di perairan sekitar Bali, diperkirakan akibat hantaman gelombang pasang yang tingginya mencapai lima meter di perairan Samudera Indonesia kawasan selatan Pulau Dewata. "Secara teori, gelombang dengan ketinggian sekitar lima meter mampu menghempaskan tongkang dan kapal berukuran sedang lainnya," kata Kepala Balai Besar Meteorologi dan Geofisika (BBMG) Wilayah III Denpasar, Drs Widada Sutistya, DEA, dihubungi ANTARA Denpasar, Sabtu. Fenomena gelombang pasang disertai tiupan angin kencang, diantaranya menghempaskan tongkang Truli hingga terdampar di pantai Desa Bugbug, Kabupaten Karangasem, Kamis (14/6) malam. Kejadian itu menyusul peristiwa kandasnya dua kapal di Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, dan kapal motor berpenumpang yang membawa puluhan orang terdampar di Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, namun seluruh penumpangnya selamat. Widada Sulistya memperkirakan, puncak gelombang pasang disertai tiupan angin kencang berkisar 10-20 knot atau maksimal sekitar 30 Km per jam di perairan kawasan selatan Bali, berlangsung dua hari hingga Sabtu (16/6). "Kami perkirakan Minggu (17/6) atau paling lambat sehari berikutnya (Senin), fenomena gelombang pasang itu mulai mereda. Sedangkan untuk tiupan angin kencang masih terus berlangsung secara temporer," katanya. Gelombang tinggi saat perairan pasang itu terutama berlangsung sejak sore hingga malam hari, dan akan sangat berbahaya jika bertepatan datangnya angin kencang. Fenomena gelombang pasang tersebut sebagai dampak puncak musim angin timur yang bertiup dari Australia, bertepatan datangnya awal bulan baru, "Tilem" atau bulan mati, yang menyebabkan daya gravitasi bumi-bulan meningkat dan menyebabkan perairan laut pasang. "Saat gelombang pasang menjelang mereda, baik wisatawan, warga maupun nelayan yang melakukan aktivitas di perairan selatan Bali, kami harapkan terus waspada," tambah Widada Sulistya. Sementara itu di kawasan Pantai Kuta, tinggi gelombang walaupun lebih tinggi dari biasanya, namun masih dianggap aman, sehingga wisatawan tetap diperbolehkan melakukan aktivitas bermain papan selancar maupun berenang. Sedangkan di Pantai Sanur yang juga banyak dikunjungi wisatawan, menurut Suparta, dari polisi perairan setempat, tiupan angin terasa lebih kencang dan gelombang laut juga lebih besar dari biasanya. "Walaupun ada sedikit peningkatan tinggi gelombang dan kecepatan angin, sejauh ini aman saja. Kami tidak mendengar ada kabar terjadinya musibah di perairan pantai," ucapnya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007