New York (ANTARA News) - Indonesia akhirnya berhasil menempatkan personil Kepolisian RI (Polri) untuk bergabung dengan Misi Penjaga Perdamaian PBB di Sudan (UNMIS) setelah sejak 1999 absen mengirimkan personil Polri dalam misi-misi PBB. "Selama ini kita hanya mengirimkan personil TNI (dalam misi penjaga perdamaian PBB). Sekarang, satu personil polisi kita sudah diterima oleh PBB untuk bergabung dengan UNMIS," kata Penasehat Militer Perwakilan Tetap RI di PBB, Laksamana Pertama TNI I Putu Adnyana kepada ANTARA News di New York, Jumat. Personil yang dimaksud, yaitu AKBP Ari Wijaya dari Mabes Polri, akan mulai bergabung dengan UNMIS pada 5 Juli mendatang dan bertugas di misi tersebut hingga 5 Juli 2008. Belum diketahui secara rinci tugas Ari Wijaya, namun yang pasti ia akan bergabung dengan unit Kepolisian PBB (UNPOL). Sudan sejak tahun 2003 mengalami konflik bersenjata di Darfur, Sudan barat, antara pasukan pemerintah, milisi Janjaweed dan kelompok-kelompok pemberontak di Darfur. Menurut PBB, setidaknya sudah 200.000 orang tewas dan dua juta warga kehilangan tempat tinggal mereka akibat konflik tersebut. Selain AKBP Ari Wijaya, Indonesia juga sedang memperjuangkan empat personil Polri lainnya untuk dapat menjadi bagian dari misi penjaga perdamaian PBB di Sudan. "Keempatnya sekarang masih pada tahap seleksi di PBB. Jika lolos, mereka akan ditempatkan bersama unit polisi PBB di Darfur dan bergabung dengan pasukan dari Uni Afrika," kata Putu. Di Sudan sendiri, saat ini juga terdapat 10 prajurit TNI yang bergabung dengan UNMIS sebagai pengamat militer. Dengan diterimanya AKBP Ari Wijaya, kata Putu, maka Indonesia kini sudah diakui kembali sebagai PCC (Police Contributing Country), yaitu negara penyumbang personil Polri dalam percaturan misi-misi penjaga perdamaian PBB. Sebelumnya, Indonesia hanya diakui sebagai TCC (Troops Contributing Country), negara yang mengirimkan tentaranya ke misi PBB. Indonesia terakhir kali mengirimkan personil kepolisian ke misi penjaga perdamaian PBB adalah pada tahun 1999. Saat itu, 20 personil polisi tercatat sebagai anggota Kontingen Garuda XIV-XII tahun 1998-1999 bersama 219 personil militer Indonesia. Kontingen Garuda XIV-XII tersebut bergabung dengan misi penjaga perdamaian PBB di Bosnia Herzegovina. Tugas ke-20 personil Polri saat itu antara lain memonitor kerja polisi lokal menyangkut penanganan masalah diskriminasi dan pelanggaran HAM, membantu meredakan ketegangan antar penduduk, bertindak sebagai mediator bagi kelompok yang bertikai serta mengerjakan berbagai pencatatan dan pelaporan. Perwakilan Tetap RI di PBB-New York sendiri saat ini sedang memperjuangkan agar tahun 2008 sudah ada 140 personil Polri yang bisa bergabung dengan misi-misi penjaga perdamaian PBB di berbagai negara. "Dulu kita kesulitan dana. Walaupun ditanggung PBB, tapi untuk tiga bulan pertama kita harus menalangi sendiri seluruh dana yang diperlukan untuk menjalankan misi," kata Putu ketika menjawab pertanyaan absennya keikutsertaan Polri dalam misi PBB sejak 1999. Secara keseluruhan, Indonesia menargetkan pada tahun 2008 nanti jumlah personil polisi dan militer yang bergabung dengan misi penjaga perdamaian PBB akan mencapai 2.000 orang. Tahun 2008, Indonesia ditargetkan sudah akan menambah 175 personil kompi zeni, 120 dari detasemen kesehatan, 600 personil pada dua kapal fregat, 120 personil dan satu helikopter serta 140 personil unit kepolisian. Tahun 2007 ini, jumlah personil RI di misi PBB baru mencapai 1.072 orang --semuanya dari TNI, yang tersebar bergabung pada misi PBB di Lebanon (UNIFIL), Kongo (MONUC), Nepal (UNMIN), Georgia (UNOMIG), Liberia (UNMIL), dan Sudan (UNMIS).(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007