Rabat (ANTARA News) - Pemimpin Libya Muammar Gaddafi, Jumat, mengatakan rakyat Palestina mesti menyelesaikan sendiri urusan mereka, dan meminta negara lain Arab untuk tak ikut-campur dalam perebutan kekuasaan antara HAMAS dan Fatah. "Masalah Palestina harus diserahkan kepada rakyat Palestina untuk menyelesaikannya. Negara Arab harus menjauhkan diri dari masalah tersebut. Apa yang telah dilakukan negara Arab untuk rakyat Palestina? Mereka hanya mengeksploitasi masalah itu demi kepentingan mereka sendiri," kata Gaddafi kepada stasiun televisi Al-Jazeera seperti dilaporkan Reuters. Ketika ditanya mengenai tindakan HAMAS menggusur faksi Fatah, pimpinan Presiden Mahmoud Abbas, di Jalur Gaza, Gaddafi berkata, "Pertempuran antar-faksi yang bertikai biasa terjadi dalam ... kondisi semacam itu. Pergolakan ini dilatar-belakangi oleh ideologi." Gaddafi juga meremehkan kekhawatiran bahwa pertempuran tersebut mungkin mengakibatkan dua wilayah tanpa negara yang terpisah; Jalur Gaza dikuasai HAMAS dan Tepi Barat Sungai Jordan di bawah kekuasaan Fatah; dan terhapusnya harapan bagi negara Palestina pada masa depan. "Pemimpin HAMAS Khaled Meshaal menelefon saya hari ini untuk memberitahu saya bahwa HAMAS tak memiliki rencana semacam itu di Jalur Gaza. Ia mengatakan satu negara di Jalur Gaza akan merupakan pengkhianatan dan tindakan gila," katanya. Gaddafi menyeru rakyat Palestina untuk memperbarui Organisasi Pembebasan Palestina guna menghidupkan kembali persatuan mereka. Gaddafi juga menolak berbagai upaya oleh pemerintah Arab, termasuk satu gagasan tanah-bagi-perdamaian yang diluncurkan kembali pada konferensi tingkat tinggi Liga Arab tahun ini, guna mengakhiri konflik Palestina-Israel. "Negara Arab tak memiliki hak untuk mencampuri urusan Palestina ... Siapa yang telah mengatakan bahwa dunia Arab akan menerima Israel? Setiap negara Arab harus berbicara bagi dirinya sendiri," katanya. Gaddafi menyampaikan kembali rencana perdamaiannya sendiri bagi konflik tersebut. "Satu-satunya penyelesaian ialah berdirinya satu negara demokratis, tempat rakyat Israel dan Palestina akan hidup bersama." Di ibukota Malaysia, Kuala Lumpur, Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam (OKI), blok Muslim terbesar di dunia, Ekmeleddin Ihsanoglu, Jumat, menyampaikan keprihatinan sehubungan dengan kerusuhan politik di Jalur Gaza, tempat dua gerakan utama Palestina --Fatah dan HAMAS-- terlibat pertikaian sengit untuk memperebutkan kekuasaan, dan mendesak kedua pihak tersebut agar menahan diri. Ia mengatakan, telah mengadakan kontak dengan para pemimpin HAMAS, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Ismail Haniya, dan Fatah --yang mendukung Presiden Mahmoud Abbas.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007