Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi, bergerak mendatar atau stagnan di posisi Rp13.520 per dolar AS di tengah bervariasinya sentimen yang beredar di pasar.
"Tampaknya pasar uang sedang memasuki fase konsolidasi di tengah situasi eksternal yang minim sentimen positif serta proyeksi terbaru mengenai pertumbuhan ekonominasional," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Senin.
Ia mengemukakan bahwa ketidakpastian sedang berlangsung mengenai rencana reformasi pajak Amerika Serikat, serta penyelidikan atas campur tangan Rusia dalam pemilihan Presiden AS 2016 lalu yang memicu pelaku pasar uang menahan transaksinya terhadap aset "safe haven" maupun berisiko.
Dari dalam negeri, lanjut dia, rencana Bank Indonesia yang dikabarkan akan kembali melakukan penghitungan pertumbuhan ekonomi tahun 2017 serta meningkatnya utang luar negeri memunculkan spekulasi di pasar domestik.
"Investor sedang menyesuaikan portofolio investasinya di tengah sentimen yang bervariasi itu," katanya.
Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengatakan bahwa keputusan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan di level 4,25 persen diharapkan masih direspon positif pelaku pasar sehingga rupiah kembali terapresiasi terhadap dolar AS.
"Kondisi Amerika Serikat yang sedang dilanda konflik politik di tengah investigasi kampanye pemilu AS dapat menahan laju dolar AS terapresiasi dan membuka ruang bagi rupiah menguat," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017