London (ANTARA News) - Harga minyak dunia cenderung stabil pada Jumat menyusul aksi ambil untung para pedagang dan kekhawatiran menipisnya cadangan BBM di AS, yang merupakan konsumen energi terbesar di dunia. Mereka juga tetap memperhatikan perkembangan terbaru di Timur Tengah dan Nigeria, yang kembali mengalami pertikaian Jumat. Harga minyak mentah jenis Brent North Sea untuk pengiriman Agustus menurun dua sen menjadi 71,34 dolar AS per barel di papan perdagangan elektronis. Sedangkan harga minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Juli di pasar New York menguat lima sen menjadi 67,70 dolar AS per barel. "Pelaku pasar menahan diri menjelang akhir pekan, dengan mengantungi sejumlah profit," kata analis Sucden, Michael Davies di London. "Tapi pasar masih tetap waspada mengingat cadangan bensin AS masih berada pada level 6 persen di bawah posisi tahun lalu." Cadangan bensin saat ini menjadi pengaruh utama pasar karena musim liburan AS ketika banyak warga AS berkendaraan untuk berlibur. Harga-harga telah menguat pada Senin (11/6) setelah penjualan besar-besaran sepekan sebelumnya, akibat kekhawatiran kenaikan suku bunga global akan menekan pertumbuhan ekonomi global dan permintaan minyak. Minyak mentah untuk pengiriman di bulan mendatang mulai turun Kamis setelah pasar mengalihkan perhatian pada data cadangan mingguan minyak AS. Ekspektasi bahwa pasokan bensin telah meningkat membuat pasar memperkirakan adanya kenaikan permintaan minyak mentah dari prediksi International Energy Agency (IEA). Namun, harga minyak menguat lebih tinggi lagi setelah Departemen Energi AS mengumumkan data cadangan bensin AS tidak berubah pada level 201,5 juta barel hingga 8 Juni. Harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh penurunan tingkat utilisasi kilang minyak selama dua pekan berturut-turut. Selain itu, Organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) juga mempertahankan estimasi permintaan dunia akan minyak tahun ini dalam laporan bulanannya. Mereka juga mengabaikan suara-suara negara konsumen agar mereka menaikkan produksi minyak OPEC untuk menekan harga. Trauma geopolitis telah mempengaruhi harga minyak menyusul pertikaian di kawasan kaya minyak Timur Tengah dan Nigeria, serta kekhawatiran ambisi energi nuklir Iran. Davies menambahkan, "Terus tegangnya situasi di Timur Tengah dianggap mendorong harga minyak mentah, setelah kaum militan Hamas menguasai Jalur Gaza dalam pertempuran selama enam hari." Kepemimpinan Jerman di Uni Eropa mengutuk aksi kekerasan Hamas di Jalur Gaza. Aksi pengambilalihan Jalur Gaza oleh Hamas membagi penduduk Palestina menjadi dua dan membahayakan prospek negara Palestina dan perdamaian dengan Israel di masa mendatang. Sementara itu, di Nigeria Selatan, kawanan bersenjata menculik beberapa orang asing, ujar sumber-sumber militer dan industri, Jumat. Setidaknya lima orang diculik dan tiga insiden terpisah di dua negara bagian dalam waktu 48 jam, menurut juru bicara Gugus Tugas Bersama yang bertugas menjaga kawasan Delta Niger, Ochaguba. Nigeria adalah produsen minyak terbesar di benua Afrika, namun pertikaian telah memangkas produksi Nigeria hingga 25 persen, demikian laporan AFP. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007