Sleman (ANTARA News) - Penghijauan lereng Merapi pascaerupsi besar 2010 silam baru mencapai sekitar 90 hektare dari total 450 hektare hutan yang rusak dan terbakar.
"Sampai dengan 2019 ada sekitar 450 hektare lahan di lereng Merapi yang perlu dihijaukan kembali akibat terkena erupsi Gunung Merapi 2010 dan saat ini baru mencapai 90 hektare," kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Ari Nurwanti, Jumat.
Menurut dia, untuk mencapai target tersebut pihaknya menggandeng sejumlah pihak untuk membantu memulihkan kondisi lahan di lereng Gunung Merapi tersebut.
"Masih perlu upaya dan partisipasi semua pihak untuk mengembalikan lereng Merapi agar pulih kembali," katanya.
Ia mengatakan, upaya yang dilakukan TNGM untuk memulihkan lahan lereng Merapi ada tiga macam yakni restorasi, rehabilitasi dan suksesi.
"Suksesi yakni tanaman tumbuh kembali dengan sendirinya dan dibiarkan saja akan tumbuh seperti tanaman Akasia Debora," katanya.
Ari mengatakan, tanaman jenis Akasia Debora ini dapat suksesi karena bijinya tahan terhadap awan panas erupsi Gunung Merapi.
"Begitu awan panas selesai, biji Akasia Debora yang terkena hujan bisa tumbuh dengan sendirinya," katanya.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017