"Diharapkan Kahmi menjadi pelopor perekat persatuan dan kesatuan dengan Pancasila sebagai alat pemersatu, " kata Ketua MPR Zulkifli Hasan di hadapan peserta Munas Korp Alumni HMI (Kahmi)? di Medan,? Sumatera Utara, Jumat.
Munas Kahmi yang dibuka Presiden Joko Widodo juga dihadiri sejumlah tokoh dan alumni seperti Mahfud MD, Akbar Tanjung dan Anies Baswedan.
Selain itu juga hadir Ketua DPD Oesman Sapta, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Mensesneg M Praktikno, Mendikbud Muhajir Effendy dan Wakil Ketua KPK Laode M Syarief.
Zulkifli mengemukakan, tantangan yang dihadapi bangsa ini semakin beragam, baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Tantangan dari dalam negeri antara lain masalah kemiskinan,? kesenjangan dan keadilan.
Persoalan kemiskinan masih harus menjadi perhatian serius termasuk Kahmi. Yang juga harus menjadi perhatian juga masalah kesenjangan ekonomi dan sosial.
Saat ini, kata Ketua MPR, sekitar 1,25 persen warga negara Indonesia menguasai 80 persen ekonomi dan sumber daya alam nasional. Hal ini sangat memprihatinkan dan menggambarkan kesenjangan yang harus menjadi perhatian serius.
"Di ruangan ini apakah ada anggota Kahmi yang punya 1.000 pohon sawit. Coba berdiri, " katanya.
Saat itu tak ada yang berdiri. "Padahal ada yang punya dua juta hektare lho, " katanya.
Terkait keadilan, dia memgemukakan, saat ini terlihat adanya hubungan antarlembaga negara yang seolah kurang harmonis dan saling berkonflik.
"Muncul kesalahpahaman antarbeberapa lembaga negara, " katanya.
Keadilan juga perlu menjadi perhatian serius jika dikaitkan dengan Padal 33 UUD 1945. Sumber daya alam khususnya pertambangan yang dikuasai swasta padahal konstitusi mengamanatkan bahwa sumber daya alam yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai negara untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.
Karena itu, Zulkifli mengharapkan, jajaran Kahmi pada semua profesi ikut berperan dalam mengatasi persoalan-persoalan tersebut.
Pewarta: Sri Muryono
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017