Sekitar pukul 19.00 WIB, Kamis, para musisi jazz dari berbagai komunitas di Palembang telah berkumpul di Kuto Besak Theater Resto, mereka datang untuk mengikuti pelatihan dari musisi jazz asal Belanda The Rembrandt Frerichs Trio.
The Rembrandt Frerich Trio yang terdiri dari Rembrandt Frerichs pada piano, Tony Overwater pada bass dan Vinsent Planjer bermain drum memulai tutorial dengan memainkan sebuah lagu berduarasi 10 menit.
"Kami akan bermain selama sepuluh menit, setelah itu kita akan bermain bersama," kata pianis yang disebut oleh Jazzmagazine sebagai one of the highlight of the North Sea Jazz Festiival kepada para peserta.
Suara piano pun memulai lagu tersebut yang kemudian disambut oleh suara betotan bass dan pukulan ringan dari pemain drum.
Setelah lagu selesai, Tony Overwater meminta para peserta mendekat ke panggung untuk mendengarkan lebih dekat permainan mereka, peserta pun duduk di panggung yang sama dengan trio jazz tersebut.
Kemudian Tony meminta satu per satu memperkenalkan nama mereka dan menyebutkan kemampuan mereka memainkan alat musik apa, peserta yang hadir memiliki kemampuan yang beragam mulai dari komposer, pianis, volist, drumer, gitaris hingga saksofonis.
Basis yang mendapatkan penghargaan jazz bergengsi di Belanda, Boy Edgar Award pada 2002, menjelaskan mengapa para peserta harus sangat dekat dengan mereka, menurut dia musik jazz sangatlah intim, maka peserta atau penonton musik jazz sebaiknya dekat dengan pemainnya agar pesan yang ingin disampaikan pemusik dapat sampai kepada pendengar.
"Jarak akan mempengaruhi suara yang akan kalian dengar, kalau kalian dekat di sini maka kalian akan mendengarkan suara yang ingin kami sampaikan," kata Tony.
Trio itu pun kembali memainkan lagu yang lebih lembut dan bertempo agak pelan dari lagu pertamanya, setelah selesai mereka meminta para peserta membedakan yang mereka rasakan perbedaan saat duduk di luar panggung dan di atas panggung.
Setelah itu Rembreandt meminta salah satu peserta memainkan alat musik, seorang pianis pun maju, menunjukkan kebolehannya, dia pun bermain solo. Rembrandt mengamati dari belakang, setelah usai bermain dia pun memberikan saran agar permainan pianonya menjadi lebih sempurna.
"Sebaiknya kau lebih membengkokkan jarimu, seperti menggenggam apel. Karena posisi jari seperti yang kau praktikkan tadi, bisa membuatmu salah memencet tuts ketika bermain cepat," kata dia.
Setelah itu dia meminta peserta lain untuk maju kembali, kali ini seorang pemuda berusia 23 tahun maju setelah diminta oleh teman-temannya, dengan malu-malu dia melangkah ke arah piano.
Kemudian dia duduk dan bertanya kepada temannya mengenai lagu apa yang sebaiknya dia bawakan, cukup lama dia diam, memilih lagu yang akan dimainkan, terlihat tidak terlalu pecaya diri akhirnya pun dia memulai permainan solonya.
Lagu "Misty" karya pinais Erroll Garner pada 1954 pun mengalun indah, seperti yang sudah Rembrandt mengamati dari belakang.
Kemudian dia memberikan kode kepada kedua temannya Tony dan Vinsent untuk bermain bersama.
Keduanya segera mengambil posisi dan langsung mengiringi si pianis, tak butuh waktu lama mereka bertiga langsung berbaur.
Pianis muda bernama Jordi Takarbessy pun semakin percya diri untuk membuat improvisasi, tak hanya diiringi dia pun juga membuka ruang untuk pemain musik lainnya bermain solo, segera suara bass akustik milik Tony mendominasi lagu tersebut.
Para penonton dibuat terkesima oleh harmoni dari ketiga musisi tersebut.
"Wow kau pemain piano yang baik," kata Rembrandt kepada Jordi saat dia menyelesaikan permainan pianonya.
Rembrandt pun bertanya kepada Jordi apakah dia memiliki kelompok musik, Jordi pun menganggukkan kepala dan mengatakan dirinya juga bermain trio bersama kedua temannya Andrean (bass) dan Dedy Bahar (durm).
Mendengar hal tersebut Rembrandt meminta mereka untuk tampil trio, saat kedua teman Jordi mempersiapkan diri untuk tampil, Rembrandt pun memberikan beberapa saran seperti latihan agar posisi lengan lebih kokoh saat menekan tuts piano.
Begitu ketiganya sudah siap, mereka pun memainkan lagu "All Blues" yang ditulis oleh Mile Davis, si pianis memaikan kord kosong pada pembukaan lagu, Rembrandt pun menyarankan dia untuk memberikan sedikit trill.
Vinsent Planjer mengamati dengan seksama permainan drum Dedy Bahar, tak banyak komentar yang dia berikan, menurutnya permainan Dedy sudah baik, hanya saja menurut dia sebaiknya saat memukul simbal sebaiknya agak kuat.
Jordi Takarbessy mengaku sangat senang dapat menerima pelajaran baru untuk bermain jazz terutama kiat untuk melakukan improvisasi nada.
Jordi dan temannya sebenarnya baru saja membentuk trio itu dan grup itu pun belum memiliki nama.
"Baru terbentuk dua minggu yang lalu, dan kami biasa bermain di hotel, atau diundang pada pesta pernikahan," kata Jodi yang tergabung dalam Palembang Jazz Community tersebut.
Tak hanya memberikan tutorial, The Rembrandt Frerichs Trio juga mengadakan konser di Palembang pada Jumat malam, mereka akan berkolaborasi dengan musisi jazz Indonesia Dwiki Dharmawan.
Dalam permainannya Rembrandt Frerich dipengaruhi oleh tradition American Jazz, yang terinspirasi dari musik klasik eropa dan kegemarannya pada musik Arab yang berkembang ketika dia tinggal di Mesir selama dua tahun.
Bersama kedua temannya The Rembrandt Frerichs Trio, mereka memiliki visi untuk menggabungkan musik dunia dan improvisasi musik jazz. Mereka percaya trio jazz piano akan mewakli esensi improvisasi musik di dalam kolaborasi yang efektif.
Kegiatan ini diadakan oleh Erasmus Huis, Pemerintah Kota Palembang dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sebagai implementasi kesepakatan kerja sama bidang kebudayaan Indonesia dan Belanda.
Mereka mengharapkan dengan adanya kolaborasi dengan musisi internasional maka akan ada peningkatan pengalaman dan kualitas pada musisi lokal.
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017