"Manado baru saja ditetapkan sebagai kota paling toleran nomor satu di Indonesia, dan itu adalah bukti kalau sikap hormat menghormati dan toleransi diakui di seluruh Indonesia, " katanya di Manado, Jumat.
Dia mengatakan terpeliharanya sikap hidup toleran dan menghargai di antara pemeluk agama yang berbeda di Manado, sudah ada dan terpelihara sejak lama.
Hal itu, katanya, karena adanya lembaga Badan Kerja Sama Antar Umat Beragama (BKSAUA) di Sulawesi Utara serta Manado, kemudian ditambah dengan didirikannya Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang makin menguatkan toleransi itu.
Oleh karena itu, sebagai kepala daerah setempat dia akan terus mengingatkan dan mendorong, bahkan mengajak seluruh warga Manado menjaga hal tersebut.
"Jangan sampai luntur dengan alasan apapun," katanya.
Lumentut juga menyampaikan terima kasih kepada para pemuka agama, yang sudah menjadi motor penggerak terpeliharanya hidup rukun di Manado.
Melalui peranan mereka, katanya, masyarakat tetap aman dan rukun.
Ia juga mengharapkan media massa selalu mengedukasi masyarakat untuk hidup bersama dengan rukun.
"Prestasi ini dicapai karena kerja sama semua kalangan, maka marilah kita jaga bersama, karena keamanan dan kenyamanan yang kita dapat dari sikap toleran ini, akan membawa banyak hal positif ke Manado, termasuk menarik banyak investasi datang yang akan bermuara pada kesejahteraan penduduk untuk `Manado Cerdas dan Sulut Hebat`," katanya.
Ketua DPRD Kota Manado Noortje Henny Van Bone mengharapkan kondisi yang aman dan nyaman tidak akan terganggu oleh perbedaan pandangan politik.
"Tentu kita bersama harus memelihara kerukunan, biar berbeda pandangan politik," katanya.
Ia mengatakan toleransi, hidup rukun, gotong royong, kerja sama, dan hormat menghormati dengan pemeluk agama yang berbeda adalah hal yang harus selalu diutamakan dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Dengan melakukan hal tersebut, kata Van Bone, suasana aman dan nyaman akan terus terpelihara sehingga program pembangunan bisa berjalan dengan baik dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
Pewarta: Joyce Hestyawatie B.
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017