Jakarta (ANTARA News) - Markas Besar Tentara Nasional (TNI) dan Komando Pasifik Militer Amerika Serikat (AS), Jumat, mengakhiri lokakarya internasional selama lima hari mengenai penanganan bencana alam. Lokakarya yang diikuti 22 negara tersebut didukung oleh Perserikata Bangsa-bangsa (PBB), Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana (Bakornas), SATLPRLAK, Pemda DKI dan beberapa kalangan LSM nasional dan internasional. "Lokarya ini merupakan sarana saling tukar pikiran dari sipil dan militer untuk penanganan bencana alam secara profesional," kata Staf Ahli Panglima TNI, Mayor Jenderal Heryadi, dalam jumpa pers seusai penutupan lokakarya tersebut. Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Penanaganan Darurat Bakornas PB, Tabrani, menjelaskan hasil diskusi dalam lokakarya tersebut merupakan masukan berharga bagi pemerintah Indonesia dan lembaga-lembaga terkait untuk mempersiapkan diri bila terjadi bencana. "Indonesia ini tak henti-hentinya terjadi bencana alam. Oleh karena itu, lokakarya semacam ini sangat diperlukan untuk memperbaiki kinerja kita ihwal penanganan bencana," katanya. Sementara itu, Sweetey dari Komando Pasifik yang merupakan narasumber utama lokakarya tersebut mengatakan, tujuan utama dari lokakarya itu adalah untuk lebih memahami perencanaan berbagai operasi bantuan kemanusiaan dan pemulihan bencana berskala besar. "Operasi bantuan itu harus melibatkan semua unsur terkait mencakup sipil, militer dan organisasi-organisasi internasional di samping lembaga swadaya masyarakat (LSM) lokal dan internasional," katanya. Lokakarya yang berlangsung antara 11-15 Juni tersebut menitik beratkan pada upaya penanganan terhadap simulasi bencana alam, yakni meletusnya anak gunung Krakatau, yang dampaknya diperkirakan menghancurkan juga separuh kota Jakarta. Lokakarya juga bertujuan untuk memberdayakan pengalaman dan prosedur pemerintah dan TNI dalam penanganan bencana. Selain itu untuk mendidik para perencana utama tentang prinsip, tugas, peran, dan tanggungjawab dasar para petugas penanganan bencana.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007