Menteri Pendidikan Korsel Kim Sang-kon mengatakan bahwa ujian, yang sangat kompetitif dan dijadwalkan pada Kamis, akan ditunda untuk pertama kali karena bencana alam. Gempa di Korsel adalah yang terbesar kedua yang tercatat di negara itu.
"Sejumlah kerusakan dilaporkan terjadi," kata Kim pada jumpa pers.
"Karena gempa susulan terus berlanjut, kita melihat banyak warga, termasuk siswa, yang tidak dapat kembali ke rumah," katanya.
Ujian tersebut nantinya akan diadakan pada 23 November untuk memastikan kondisi adil bagi semua orang, katanya.
Gempa tersebut melanda sekitar 9 kilometer utara kota pelabuhan tenggara Pohang, demikian Badan Meteorologi Korsel.
Getaran gempa tersebut dirasakan di seluruh negeri dan ada banyak laporan mengenai kerusakan ringan, namun kegiatan di reaktor nuklir tidak terpengaruh, demikian operator nuklir Korea Hydro & Nuclear Power.
Ujian masuk universitas di Korsel dianggap sebagai hal yang sangat serius.
Pesawat komersial menahan diri untuk terbang saat ujian bagian mendengarkan, sementara pasar keuangan dibuka di kemudian hari untuk memastikan lalu lintas ringan bagi siswa untuk sampai ke pusat ujian mereka.
Korsel memiliki aktivitas seismik yang relatif sedikit, dibandingkan dengan Jepang ke wilayah timur.
Gempa terkuatnya tercatat sebesar 5,8 SR pada September tahun lalu.
Badan Meteorologi mengatakan hampir 20 gempa susulan mengguncang daerah tersebut dan lebih banyak lagi, yang diperkirakan dalam beberapa hari mendatang.
(KR-DVI/B002)
Pewarta: Antara
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017