Siaran pers MPR menyebutkan, apel kebangsaan santri yang diinisiasi oleh pimpinan Badan Penganggaran MPR RI yang juga pimpinan Fraksi PKB MPR Ir. H.M. Lukman Edy, M.Si., itu, lain dari biasanya.
Apel Kebangsaan Santri tersebut dalam rangka sosialisasi Empat Pilar MPR dan satu paket dengan Pagelaran Seni Budaya Daerah. Dalam kesempatan ini beragam seni budaya, seperti pantun, tari-tarian, lagu-lagu daerah disuguh untuk para penonton.
Para santri itu berasal dari delapan pondok pesantren di kabupaten yang memang dikenal sebagai Kota Santri di Bumi Lancang Kuning tersebut.
Sesjen MPR Ma'ruf Cahyono memberikan apresiasi karena apel kebangsaan ini diselenggarakan bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan.
Menurut Ma'ruf Cahyono sosialisasi Empat Pilar yang sekaligus apel kebangsaan ini adalah sesuatu yang sangat penting untuk dipahami.
"Para pemuda adalah pewaris bangsa, generasi muda adalah juga penerus bangsa," tegas Ma'ruf Cahyono.
Ma'ruf Cahyono minta para pemuda agar apa yang diwariskan oleh pendiri bangsa, yaitu Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, dijaga dan dirawat.
Sebelum menutup sambutannya, Ma'ruf Cahyono membacakan sebuah puisi berjudul: "Masihkah Indonesia Kita." Dan, Ma'ruf pun mengakhiri sambutannya disertai pesan yang berbunyi, "Wajah kalian harus wajah yang tersenyum, wajah yang suka menyapa, wajah yang sopan dan santun, dan itulah wajah Indonesia."
Pewarta: System
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017