Magelang (ANTARA News) - Kawasan laut Indonesia merupakan surga perikanan dunia karena sekitar 37 persen spesies ikan berada di Indonesia, kata Sekretaris Departeman Perikanan Tangkap Universitas Diponegoro Abdul Kohar Mudzakir.
"Sekitar 8.500 spesies ikan atau sekitar 37 persen jenis ikan di dunia itu berada di Indonesia," katanya pada sebuah seminar di Universitas Tidar Magelang, Rabu.
Ia menyebutkan potensi sumber daya perikanan tangkap sekitar 6,5 juta ton per tahun.
Kohar mengatakan sedikitnya ada empat produk dunia hasil perdagangan dari sektor perikanan, yakni rumput laut, udang, tuna, dan cakalang.
"Ini merupakan ikan-ikan komersial, selain itu juga ada kepiting dan rajungan," katanya.
Ia menyebutkan produksi rumput laut Indoneia nomor satu di dunia, tetapi beberapa negara mengambil di Indonesia.
Kohar mengatakan Jawa Tengah menghasilkan kepiting, rajungan, dan udang, juga tuna di bagian selatan di daerah Cilacap. Bobot ikan tuna yang dihasilkan minimal 50 kilogram per ekor dengan harga sekitar Rp50 ribu per kilogram.
Dia menyayangkan begitu besarnya potensi perikanan tersebut, belum semuanya dikelola dengan baik, terutama di daerah-daerah perbatasan, antara lain kawasan Pulau Natuna, Papua, dan Rote.
"Di kawasan tersebut kapal-kapal asing menangkap ikan di sana. Banyak sekali sumber daya kita yang hilang percuma yang diambil oleh kapal-kapal asing," katanya.
Ia menuturkan di daerah Batam ada stasiun pengawas sumber daya perikanan dan kelautan, maka di sana banyak nelayan dari China, Vietnam yang tertangkap karena mencuri ikan.
Kemudian kalau di daerah Sulawesi nelayan dari Vietnam dan Filipina. Banyak dari mereka yang menangkap atau mengambil ikan yang ada di Indonesia itu kemudian diolah dan dijual kembali ke Indonesia.
"Pemerintah sekarang melakukan penegakan hukum dengan melakukan penenggelaman kapal asing yang sudah ditangkap tersebut setelah melalui proses pengadilan dan harus ditenggelamkan," katanya.
Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017