Serang (ANTARA News) - Setelah Islam Sejati, sebuah aliran sesat lain muncul di Banten yakni di Desa Nyompok, Kecamatan Kopo, Serang, yang juga sudah meresahkan warga di daerah itu. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Serang yang mendapatkan laporan mengenai beberadaan aliran sesat itu dari masyarakat, langsung melakukan investigasi dan mengumpulkan data-data mengenai ajaran tersebut. "Kami mendapat laporan dari beberapa tokoh masyarakat di desa tersebut, bahwa ada kelompok aliran agama tertentu yang dianggap sudah meresahkan warga, tapi belum jelas nama kelompok alirannya" kata Ketua Umum MUI Kabupaten Serang KH Syafe`i AN saat dikonfirmasi ANTARA di Serang, Jumat. Dalam investigasi MUI dibantu tokoh masyarakat setempat, sejumlah saksi yang dua diantaranya pernah mengikuti ajaran dimaksud mengatakan bahwa inti ajaran kelompok agama itu dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam karena mengganti shalat hanya dengan dzikir. Selain itu, dzikir yang mereka bacakan juga bacaannya tidak jelas serta dzikir tersebut dilakukan dalam ruangan yang gelap. Menurut Syafe`i, berdasarkan informasi yang diperolehnya, mereka itu pernah mengikuti kelompok tasauf dan setiap orang yang akan bergabung dengan kelompok tersebut sebelumnya harus dibai`at dan membayar mahar jumlahnya disesuaikan dengan dosanya. "Ada dua orang yang pernah mengikuti ajaran itu, namun karena mereka tidak boleh melakukan shalat akhirnya mereka keluar hanya saja menurut mereka buku-buku ajarannya sudah dibakar," ungkap KH Syafe`i. Yang membuat warga merasa resah, kata dia, kelompok aliran ini meskipun belum diketahui berapa jumlah anggotanya akan tetapi sudah ada di beberapa tempat seperti di Kecamatan Kragilan, Serang dan di Jatiuwung, Tangerang. Adapun kegiatan dzikir yang dilakukan biasanya dimulai dari pukul 24.00 WIB hingga pagi hari sekitar pukul 07.00 WIB. "Sampai saat ini MUI belum bisa memberikan kesimpulan mengenai aliran agama tersebut, karena masih perlu bukti-bukti yang jelas dan masih dilakukan penyelidikan," kata KH Syafei AN yang didampingi ketua MUI lainnya KH Djursumi Tobari LC.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007
masyarakat dengan serius maka kemungkin tumbuhnya aliran bisa dicegah.