Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi, bergerak menguat 17 poin menjadi Rp13.534 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.551 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Nilai tukar rupiah mengalami apresiasi terhadap dolar AS seiring dengan ekspektasi pelaku pasar terhadap inflasi masih akan terkendali," kata analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Rabu.

Reza mengemukakan bahwa pemerintah menjamin rencana penyederhanaan golongan pelanggan listrik rumah tangga nonsubsidi tidak akan mengakibatkan perubahan tarif listrik yang dapat mendorong inflasi.

"Situasi itu direspon positif pasar karena diasumsikan tidak akan menciptakan lonjakan inflasi yang dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi nasional," katanya.

Reza menambahkan bahwa ketidakpastian program pajak Amerika Serikat turut menjadi salah satu faktor yang menahan laju dolar AS di pasar valas global termasuk di Indonesia.

Sementara itu,Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa tertundanya pembahasan reformasi pajak di Kongres Amerika Serikat menahan dolar AS untuk terapresiasi.

"Tertundanya program pajak itu bertolak belakang dengan optimisme Presiden AS yang yakin akan disahkan menjadi undang-undang sebelum Natal pada Desember 2017," kata Tjendra.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017