Jakarta (ANTARA News) - Pembiayaan pembangunan jalur ganda (double track) Kereta Api (KA) antara Cirebon-Kroya (Jawa Barat-Jawa Tengah) sepanjang sekitar 158 kilometer akan diupayakan melalui pembiayaan rupiah murni setelah pinjaman dari Cina yang sudah dijanjikan batal, kata Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas, Paskah Suzeta. "Kita upayakan melalui pembiayaan rupiah murni karena kalau harus dengan pinjaman luar negeri cukup mahal," ujar Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) tersebut saat transit di Balikpapan, Jumat, dalam perjalanan ke Jakarta setelah kunjungan ke Manado, Sulawesi Utara (Sulut). Ia menyebutkan, proyek rel ganda Cirebon-Kroya merupakan salah satu proyek dengan pinjaman luar negeri yang dibatalkan karena dirasakan syarat atau biaya pinjaman itu cukup berat bagi Indonesia. "Setelah kita evaluasi dari rencana pinjaman luar negeri antara tahun 2000 hingga 2005 terdapat pinjaman senilai sekitar 7 miliar dolar AS yang akan kita batalkan, dari total pinjaman sebesar sekitar 15 miliar dolar AS," katanya. Pinjaman senilai 7 miliar dolar AS yang dibatalkan itu sebagian besar untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur di mana Indonesia sudah membayar komisi jasanya. Selain itu, menurut dia. pinjaman tersebut dibatalkan, antara lain lantaran belum tuntasnya masalah pembebasan tanah dan ketidaksiapan proyek itu sendiri, serta perubahan harga yang harus dibayar Indonesia. "Ada juga program yang awalnya dengan komitmen murah tiba-tiba harganya menjadi mahal. Ini yang terjadi pada proyek 'double track' Cirebon-Kroya dengan pinjaman dari Cina. Akan kita kembalikan dan diupayakan dengan rupiah murni," katanya. Sebelumnya, Departemen Perhubungan (Dephub) mengungkapkan bahwa kebutuhan dana untuk proyek rel ganda Cirebon-Kroya mencapai sekira 216 juta dolar Amerika Serikat (AS), tapi perusahaan China mengajukan harga 450 juta dolar AS. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007