Jakarta (ANTARA News) - Deputi Bank Indonesia (BI), Aslim Tadjuddin, mengungkapkan bahwa kebijakan suku bunga acuan BI, BI-rate, tidak terpengaruh tingkat suku bunga negara lain. "Saya tidak melihat 'interest rate differential' (selisih suku bunga) harus dijaga tertentu, sebenarnya itu tergantung pada fundamental ekonomi kita," kata Aslim, seusai shalat Jumat, di Jakarta. Aslim mengemukakan hal itu menjawab kekhawatiran terhadap kian mengecilnya jarak BI-rate dengan suku bunga The Fed AS, sehingga terjadi kekhawatiran akan larinya modal ke luar Indonesia. Dia mengatakan bahwa kebijakan suku bunga BI akan ditentukan dari indikator dari dalam negeri, sedangkan faktor luar akan menjadi perhatian saja. "Kita contohkan Thailand, mereka dapat mempertahankan tingkat inflasinya yang rendah, suku bunganya khan lebih rendah daripada `The Fed`, mungkin 3 persen, dan itu tidak masalah kan?" katanya. Aslim juga tidak menutup kemungkinan larinya modal itu bisa terjadi kapan saja. "Kita harus menyadari dana jangka pendek itu akan mengalir ke negara lain untuk mendapatkan `return` (hasil) yang lebih besar, jangan berharap sekali-kali short term itu akan selama-lamanya `stay` (tinggal) di negara itu selama-lamanya," jelasnya. Menurut dia, dana yang masuk itu nantinya akan balik, kalau mereka melihat di negara kita sudah tidak menghasilkan yang lebih besar. "Sepanjang kita memeilihara inflasi pada sekitar 6 persen, ruang untuk penurunan suku bunga sangat luas," kata Aslim. (*)
Copyright © ANTARA 2007