Banda Aceh, Aceh (ANTARA News) - Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Sapto Prabowo, mengatakan, empat paus yang mati di Aceh Besar, diduga terkontaminasi jamur.
"Dugaan sementara, empat paus mati yang sebelumnya sempat terdampar di Aceh Besar terkena jamur di kulit dan mulut," kata Prabowo, di Aceh Besar, Selasa.
Sebelumnya, empat dari 10 paus yang terdampar di Pantai Ujung Kareung, Gampong Durung, Kecamatan, Aceh Besar, ditemukan mati, Selasa (14/11). Paus-paus tersebut terdampar sejak Senin pagi (13/11).
Dia mengatakan, dugaan terkena jamur setelah tim BKSDA, tim ahli paus dari Bali, serta instansi terkait lainnya memeriksa kondisi bangkai empat paus itu.
Dia menyebutkan, dugaan terkena jamur bisa dilihat di kulit dan mulut paus. Jamur itu sudah berulat ketika diperiksa. Jamur mempengaruhi metabolisme paus, sehingga diduga menyebabkan kematian hewan vertebrata berparu-paru terbesar di dunia itu.
Namun, lanjut dia, untuk memastikan penyebab kematian empat paus tersebut, maka dilakukan otopsi. Otopsi dilakukan tim dari FKH Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
"Penyebab kematian paus-paus tersebut belum bisa dipastikan. Kepastian menunggu hasil otopsi yang dilakukan tim FKH Universitas Syiah Kuala," kata Prabowo.
"Kami terpaksa menariknya dengan alat berat. Sebab, berat paus diperkirakan mencapai 10 ton dengan panjang sembilan meter lebih," kata dia.
Sementara itu, Basri, ketua tim evakuasi paus terdampar di Aceh Besar, mengatakan, empat paus yang mati itu terpaksa di kubur di sekitar Pantai Ujung Kareung. Sebab, menenggelamkan mereka ke lautan terkendala dengan peralatan.
"Prosedurnya, paus-paus yang mati tersebut ditenggelamkan di lautan. Namun karena terkendala alat, maka empat paus tersebut terpaksa dikubur," kata Basri, yang juga Kepala Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Lampulo Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017