Pasalnya, laga itu sekaligus menjadi laga pamungkas Buffon berada di bawah mistar gawang timnas Italia, dan penjaga gawang bertabur prestasi itu menyudahi karir internasionalnya dengan cara yang cukup menyakitkan, gagal mengantar negaranya ke putaran final Piala Dunia 2018.
"Sungguh menyedihkan bahwa laga resmi terakhir saya untuk timnas Italia bersamaan dengan laga penentu kegagalan Italia mencapai putaran final Piala Dunia," kata Buffon sebagaimana dilansir laman Football Italia.
Italia gagal membayar defisit kekalahan 0-1 di laga pertama dan Gli Azzurri dipastikan hanya akan menjadi penonton perhelatan sepak bola paling meriah sejagat raya tahun depan di Rusia.
Bagi Buffon pribadi, kegagalan Italia melangkah ke Rusia juga menjadi pengganjal peluangnya mencatatkan rekor sebagai satu-satunya pesepak bola yang ambil bagian di enam putaran final Piala Dunia.
"Mengecewakan," kata kiper berusia 39 tahun itu sembari menangis kepada Rai Sport.
"Bukan hanya untuk saya, tetapi juga untuk sepak bola negeri ini, sebab kami gagal meraih sesuatu yang sangat penting bagi negeri ini. Itu satu-satunya penyesalan saya, bukan soal saya pensiun, itu sudah waktunya," ujarnya menambahkan.
Buffon juga menepis anggapan bahwa Italia menyepelekan Swedia dalam rangkaian playoff, terlebih menurut dia seluruh penggawa Italia tahu persis betapa sulitnya tantangan menghadapi defisit satu gol juga secara psikologis.
"Mungkin kami tidak mampu memperlihatkan yang terbaik, sangat disayangkan. Kami kehilangan energi dan ketajaman, namun Swedia tampil laiknya laga pertama. Playoff ini ditentukan berdasarkan insiden, yang berakhir baik bagi mereka dan tidak bagi kami," ujarnya.
"Jika insiden berdampak buruk bagimu, mungkin Anda andil melakukan kesalahan dan jika berakhir baik bagimu, itu artinya Anda mengupayakan keberuntungan," tambahnya.
Pewarta: Antara
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017