Sochi (ANTARA News) - Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin (13/11) sepakat untuk meningkatkan upaya demi mencapai sebuah penyelesaian politik yang dapat bertahan lama di Suriah.
Meski, berada di sisi berlawanan dalam konflik Suriah, Rusia dan Turki sudah menjalin kerja sama sejak sebuah kesepakatan rekonsiliasi 2016, yang mengakhiri sebuah krisis akibat penembakan pesawat tempur Rusia.
Selama empat jam pembicaraan di resor Sochi, Laut Hitam, barat daya Rusia tersebut, kedua belah pihak sepakat mengenai perlunya berbuat lebih banyak untuk menstabilkan Suriah, kata Putin.
"Kami bersatu demi meningkatkan upaya untuk memastikan stabilisasi jangka panjang (Suriah), terutama untuk memajukan sebuah proses penyelesaian politik," kata Presiden Rusia tersebut kepada wartawan usai pertemuan itu.
"Kami sepakat bahwa sekarang ada dasar yang memungkinkan kita untuk fokus pada proses politik," kata Erdogan.
Kedua pemimpin tersebut terakhir kali bertemu di Ankara pada September, ketika mereka sepakat untuk mendorong terciptanya zona "aman" di Provinsi Idlib, utara Pakistan, di samping kesepakatan lainnya yang sudah diusulkan.
Rusia, bersama dengan Iran, adalah pendukung utama Presiden Suriah Bashar al Assad. Intervensi militer Moskow di Suriah secara luas dipandang sebagai penyebab perubahan dalam konflik tersebut.
Sedangkan Turki mendukung pemberontak yang menginginkan Assad digulingkan, demikian seperti dikutip dari laporan AFP.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017