Solo (ANTARA News) - Perenang difabel low vision cilik 10 tahun Firstania Kayla Amir berhasil melawan rasa takut dirinya sendiri pada hari ketiga perlombaan cabang renang Pekan Paralimpiade Pelajar Nasional (Peparpenas) 2017 sehingga mampu tampil di nomor 50m gaya bebas putri.
Pada hari terakhir lomba cabang renang yang dilakukan di Kolam Tirtomoyo, Manahan, Solo, Senin, senyum Kayla merekah setelah mampu melompat dari papan start dan meraih medali perunggu usai bersaing dengan Erika Kurniasari (Jateng), Anna Permata Mimitau (Papua), Sofian Wetilina Lae (Sumut) dan Novita (Aceh) di kategori S14 tuna netra putri.
Hal ini tentu membuat bahagia sekaligus bangga pelatih dan orang tuanya, pasalnya apa yang dialami Kayla hari ini, berbeda dengan dua laga sebelumnya di mana Kayla sama sekali tak mau menceburkan diri di kolam renang Tirtomoyo, kendati bujukan dan rayuan orang tua serta pelatih tak mampu membuatnya tampil di nomor 100m dan 200m.
Ketika itu, rasa takut menghantuinya, karena ia harus memakai kaca mata gelap untuk mensetarakan dengan lawannya yang tuna netra total.
"Kayla waktu itu mendadak gugup," tutur ibunda Kayla Heni Casmianingsih.
Menurut pelatih Kayla, Daud Al Amin, hal tersebut biasa terjadi pada atlet-atlet cilik, dia mencontohkan atlet Jawa Tengah Erika Kurnia Sari yang sangat berprestasi ketika berusia 10 tahun, sering merengek seperti Kayla.
"Tapi, sekarang Erika sudah terbiasa dan jadi pelanggan medali emas di Peparpenas," tutur Daud.
Di hari terakhir ini, Kayla sepertinya tidak mau untuk kali ketiga membuang kesempatannya dengan melawan rasa takut pada dirinya sendiri yang akhirnya berbayar medali perunggu.
Dalam pertandingan Kayla finis ketiga dengan catatan waktu 1. 00.10 menit kalah dari peraih perak Anna Permata (Papua) yang mengukir waktu 0.43.93 detik dan juga dari Erika yang membukukan catatan terbaik 0.40.31 detik, sekaligus memecahkan rekor Peparpenas 0.51.40 detik atas namanya sendiri yang dibuat pada 2015 lalu.
"Kayla sudah bisa tersenyum. Perunggu hasil yang bagus. Ini awal bagus untuk mengembalikan kepercayaan dirinya. Saya bangga dan bahagia," tutur Heni.
Sementara itu, Technical Delegate cabang renang Peparpenas 2017, Dimin, menilai Kayla punya potensi jadi besar, namun mentalnya harus terus dipupuk supaya lebih percaya diri.
"Kalau Kayla mau latihan rutin, dia bisa menjadi atlet berprestasi. Kendalanya bagi Kayla yang saat ini tinggal di panti asuhan, harus ada yang membiayai," tutur Dimin.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017