Jakarta (ANTARA News) - PT Angkasa Pura II (Persero) mengklaim terus melakukan upaya digitalisasi bandara-bandara dibawah kendali operasinya.

Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin dalam acara "Go Digital Wonderful Indonesia" di Jakarta, Senin, mengatakan infrastruktur lunak (soft infrastructure) diperlukan untuk melengkapi infrastruktur keras yang dibangun untuk meningkatkan layanan bagi penumpang.

"Mulai akhir 2016 sampai 2017, kami mendorong soft infrastructure bandara karena yang hard juga harus dilengkapi dengan yang soft. Karena memang eranya sekarang sudah digital," tuturnya.

Awaluddin menjelaskan tiga syarat utama membangun infrastruktur lunak yakni infrastruktur cerdas (smart infrastructure), konten yang terhubung (connected content) dan komunitas digital.

"Contoh sederhana, kami sekarang punya layanan aplikasi Indonesia Airport sebagai bagian dari smart infrastucture," ujarnya.

Aplikasi yang diluncurkan 20 Mei 2017 itu menurut Awaluddin merupakan konsep yang menyatukan seluruh informasi perjalanan penumpang sehingga tidak perlu repot mengecek langsung ke bandara.

Dengan aplikasi tersebut, penumpang bisa melihat informasi penerbangan dari telepon genggam, termasuk penerbangan yang akan dan sudah berangkat hingga yang mengalami penundaan (delay).

"Era sekarang ini sudah biasa informasi bisa diakses dari mana saja. Kalau tidak pakai smart infrastructure tidak mungkin," ucapnya.

Awaluddin berseloroh, dengan konsep awal yang sederhana itu, bandara kini bisa dengan mudah diakses dari genggaman sehingga pengalaman kehidupan digital di bandara (airport digital life experience) bisa dirasakan penumpang.

Ia menyebut untuk bisa mewujudkan kehidupan digital di bandara, ada tiga faktor, yakni memperbaiki pengalaman penumpang, melakukan perbaikan efisiensi dan mendorong transaksi pembayaran digital.

"Penumpang itu tidak butuh embel-embel smart airport karena yang penting tiga free yakni hazzle free (bebas repot), stress free (bebas stres) dan confused free (bebas bingung). Tidak mungkin kami gunakan cara konvensional," katanya.

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017