Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antar-bank Jakarta, Jumat pagi, ditransaksikan pada kisaran 9.070/9.075 per dolar AS, melemah 36 poin dari posisi penutupan Kamis 9.034/9.070 per dolar AS. Para analis menyatakan, tekanan terhadap rupiah pada pagi ini dan mungkin hingga penutupan nanti, lebih disebabkan oleh menguatnya permintaan dolar AS oleh pelaku pasar lokal, termasuk pembelian oleh kalangan corporate (perusahaan) untuk membayar utang yang jatuh tempo. "Rupiah tertekan oleh aksi lepas pelaku lokal dan kebutuhan dolar AS oleh perusahaan negara seperti PLN dan Pertamina untuk membayar utang yang jatuh tempo," kata Analis Valas PT Bank Niaga Tbk, Noel Chandra, di Jakarta. Ia mengatakan, melihat pergerakan rupiah sepanjang pekan ini, mata uang lokal itu cenderung stabil, karena masih berada dalam kisaran antara 9.000 sampai 9.100 per dolar AS. Meski permintaan dolar AS dari kalangan korporasi menekan rupiah, analis itu memprediksi bahwa rupiah tidak akan melemah terlalu jauh karena Bank Indonesia tetap melakukan intervensi untuk menjaga rupiah tetap berada pada kisaran 9.000. Faktor lain yang kemungkinan akan menolong rupiah adalah isu bahwa the Fed (Bank Sentral AS) mengisyaratkan penurunan suku bunga, meski hal itu belum bisa dipastikan. Sementara dolar AS juga terbantu dengan keyakinan pasar bahwa data indeks harga konsumen AS cenderung naik, diperkirakan tumbuh 0,2 persen, ucapnya. Sementara itu yen tetap mendapat tekanan di pasar, ditransaksikan pada kisaran 123 yen per dolar AS, terhadap euro menjadi 163,70 dan euro terhadap dolar AS menjadi 1,3310 dari sebelumnya 1,3264. Para pedagang juga menunggu bank sentral Jepang (BoJ) yang diperkirakan akan menaikkan suku bunganya mennjadi 0,75 persen dari sebelumnya 0,50 pada awal Agustus nanti.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007