Pangkalpinang (ANTARA News) - Investor China akan membangun pembangkit listrik di propinsi kepulauan Bangka Belitung dengan memanfaatkan fasilitas pembangkit yang sudah tidak digunakan lagi di negara itu. "Pemerintah China menerapkan kebijakan instalasi listrik yang beroperasi harus berdaya besar minimal 400 MW, hingga mesin-mesin yang sudah terpasang dan beroperasi dengan daya kecil harus dibongkar," ujar Gubernur Bangka Belitung, Eko Maulana Ali, Jum`at. Pihak Pemprov Bangka Belitung masih menunggu informasi dari kantor Wapres. Eko sebelumnya bersama Wapres dan sejumlah menteri mengunjungi enam propinsi di China. Ia sudah mengetahui berapa kebutuhan riil listrik di Bangka Belitung. Daya yang dihasilkan nantinya diharapkan bisa dibeli PLN. Ia belum mau menyebut nama investor atau perusahaan swasta yang akan menanam modal dibidang kelistrikan di Babel. "Investornya belum hafal. Yang urus dari kantor Wapres, tunggu saja," ujar mantan Bupati Bangka dua periode itu. Propinsi kepulauan Bangka Belitung membutuhkan tambahan daya listrik sebanyak 200 MW. Kebutuhan listrik itu sebagian besar untuk kebutuhan rumah tangga. Saat ini daftar tunggu permintaan sambungan listrik sebanyak 20 ribu lebih. Kekurangan daya listrik juga menyebabkan beberapa investor menunda rencana investasi seperti disektor perhotelan dan industri. Kini daya listrik yang tersedia di Babel sebanyak 47 MW sedangkan beban puncak mencapai 52 MW hingga mengakibatkan terjadinya pemadaman bergilir.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007