Malang (ANTARA News) - Seorang mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang, Dina Oktaviani (20), warga Pekalongan, Jawa Tengah, meninggal akibat tertimbun tanah longsor yang melanda kawasan Perumahan Joyogrand Inside, Kota Malang, Minggu.
Selain mengakibatkan seorang mahasiswa UB Malang meninggal, tanah longsor akibat guyuran hujan deras sepanjang sore (Minggu, 12/11), juga mengakibatkan sejumlah rumah di kawasan Perumahan Joyogrand Inside tersebut rusak parah.
"Kerusakan enam unit rumah di Perumahan Joyogrand Inside itu disebabkan ambrolnya pelengsengan sepanjang 5 meter dengan ketinggian sekitar 3 meter tersebut. Rata-rata rumah bagian belakang yang rusak parah akibat terjangan pelengsengan yang kuat menahan laju air hujan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang J Hartono di Malang, Jawa Timur.
Ia mengemukakan tim gabungan dan relawan sudah di lokasi. Mereka mengevakuasi korban bencana. "Ada korban meninggal karena tertimbun longsoran, yakni Dina Oktaviani, mahasiswi Psikologi UB. Pada saat kejadian, kemungkinan korban sedang tidur, sehingga tidak mengetahui ada kejadian tanah longsor yang menimpa tempat tinggalnya," ujarnya.
Selain dihuni korban meninggal, rumah kontrakan tersebut juga dihuni oleh Paulina (20), mahasiswa Sastra Perancis UB. Meski berhasil menyelamatkan diri dari terjangan tanah longsor, Paulina mengalami luka-luka dan shock berat.
Lebih lanjut, Hartono mengatakan jenazah korban telah dibawa ke Rumah Sakit dr Saiful Anwar (RSSA )dan menunggu proses otopsi. Sementara korban luka juga masih shock dan menjalani perawatan intensif.
Menurut Hartono, sampai saat ini petugas masih melakukan penanganan di lokasi bencana sambil mendata korban dan kerugian bencana. Sedangkan rumah-rumah yang terdampak longsor cukup parah untuk sementara dikosongkan dan dipasang police line.
Para petugas BPBD, katanya, saat ini juga sedang melakukan assessment (Damage and Loss Assessment) atau penghitungan kerugian material akibat tanah longsor tersebut. Untuk sementara diperkirakan kerugian material sekitar Rp100 juta.
Menyinggung adanya kemungkinan bantuan untuk perbaikan rumah terdampak, Hartono mengatakan masih akan melakukan konsultasi dengan pihak-pihak terkait. Sebab meski berada di wilayah Kota Malang, pihaknya harus memastikan status perumahan. Perumahan tersebut masih ikut pengembang dan belum diserahterimakan ke Pemkot Malang.
"Yang pasti kami akan bicarakan dan kami konsultasikan dengan instansi terkait lainnya untuk menindaklanjuti kejadian ini," ucapnya.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017