Jakarta (ANTARA News) - Pelatih Timnas Italia Gian Piero Ventura menyebut timnya tidak pantas kalah 0-1 dari Swedia pada leg pertama playoff Piala Dunia 2018 zona Eropa di Swedia, Jumat waktu Indonesia.
Ia juga menyalahkan kepemimpinan wasit asal Turki, Cuneyt Cakir, yang dianggapterlalu "lunak" di lapangan terutama saat pemain Swedia melanggar Leonardo Bonucci pada awal pertandingan.
Gol kemenangan Swedia dicetak pemain pengganti Jakob Johansson yang juga membukukan gol pertamanya untuk tim nasional setelah sepakannya mengenai tubuh gelandang Italia, De Rossi, sehingga mengecoh pergerakan kiper Gianluigi Buffon saat pertandingan memasuki menit ke-61.
Peluang terbaik Italia tercipta melalui usaha keras Matteo Darmian yang melepaskan bola membentur tiang pada menit ke-70, namun satu-satunya kesempatan emas lainnya adalah tandukan Andrea Belotti yang juga membentur mistar gawang saat laga baru berjalan enam menit.
Ventura menilai timnya cenderung bermain lebih baik ketimbang Swedia karena menguasai 64 persen distribusi bola.
"Mengingat apa yang terjadi di lapangan, itu adalah kekalahan yang tidak patut," kata dia dalam laman ESPN seusai pertandingan. "Buffon tidak memiliki penyelamatan, kami memiliki peluang dan membentur tiang gawang."
Ventura terang-terangan mengkritik wasit Turki Cuneyt Cakir yang membiarkan pemain Swedia melanggar keras Leonardo Bonucci yang mengalami patah hidung dalam insiden yang terjadi pada awal babak pertama itu.
Kendati demikian, Ventura yakin Italia akan membalikkan kedudukan pada babak kedua.
"Saya berharap di Milan mereka mengizinkan kami melakukan apa yang diizinkan oleh wasit, karena dalam permainan yang begitu penting dengan begitu banyak yang dipertaruhkan, Anda tidak dapat mengambil pendekatan itu," katanya. "Tapi itu bukan pembenaran. Hasil imbang adalah hal minimum yang bisa kami targetkan untuk mempertimbangkan dua laga tersebut. Saya ulangi, pada level ini, wasit harus lebih memperhatikan."
Bonucci mengatakan kepada Sky Sport bahwa Ola Toivonen melakukan pelanggaran yang mematahkan hidungnya. Ia menilai Swedia semestinya menyelesaikan pertandingan dengan 10 orang.
"Dia mematahkan hidung saya setelah 30 detik dan seharusnya sudah diusir," kata bek ini.
Hasil ini membuat Italia terancam gagal lolos ke Piala Dunia setelah turnamen 1958 yang secara kebetulan diadakan di Swedia. Kompetisi besar terakhir yang dilewatkan Italia adalah Piala Eropa 1984 dan 1992.
Hal lain yang merugikan Italia adalah absennya gelandang kreatif Marco Verratti pada leg kedua karena akumulasi kartu kuning, demikian ESPN.
Pewarta: Alviansyah Indra WP
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017