Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Mantan Sekretaris Jenderal PBB, Kofi Annan, mengharapkan media di era globalisasi yang telah bertransformasi ke media digital akan mampu memperluas sebaran informasi kepada publik.
"Saya mengharapkan keberadaan media, terlebih media digitalisasi mampu mendorong perubahan pembangunan dan informasi lebih banyak diserap publik," katanya pada The 30Th AdAsia Congress, di Nusa Dua, Bali, Jumat malam.
Ia mengatakan dunia media mempunyai peran penting, dan diharapkan mampu menyebarkan informasi seluas-luasnya kepada masyarakat. Karena hal tersebut juga sejalan dengan visi dan misi yang dicetuskan PBB saat kepemimpinannya, antara lain pembangunan milenium keberlanjutan.
"Saya berharap peran media itu mampu menjebatani informasi yang selama ini belum terjangkau kepada publik. Terlebih melalui media digital akan membawa perubahan besar ke depannya, sebab setiap orang akan mampu membuat gagasan yang bisa disampaikan melalui media sosial itu," ucap Annan yang juga peraih Nobel Perdamaian itu.
Dia mengatakan generasi muda yang menjadi pelopor dalam perubahan juga diharapkan mampu menjadi inspirasi melakukan inovatif dan pemikiran-pemikiran yang melahirkan pemimpin bangsa di dunia.
"Generasi mudalah yang harus mampu mengubah dan melahirkan pemimpin bangsa di dunia. Karena mereka akan dimudahkan dengan media digital untuk melakukan dan menuangkan gagasan-gagasan sebagai masukan kepada pemimpin dunia," ujarnya.
Ia juga mengatakan saat ini media sudah menjadi kebutuhan setiap individu ingin mendapatkan informasi yang tercepat. Itu pun sudah bisa dilakukan oleh semua masyarakat untuk mendapatkan informasi tersebut karena peran media sosial yang sudah digital.
Dalam pernyataannya, Annan juga mengatakan saat ini juga terjadi konflik di beberapa negara, hal tersebut akibat krisis kepemimpinan dunia. Oleh karena itu, pihaknya berpesan kepada generasi muda harus mampu memikirkan pemimpin yang bisa menjaga kedamaian dunia.
"Saat ini memang terjadi krisis kepemimpinan dunia. Hal itu bisa kita lihat di sejumlah negara terjadi konflik. Karena itulah peran generasi muda harus mampu merubah pemikiran dan memberikan masukan kepada pemimpin dunia saat ini agar bisa meredam konflik tersebut," ujarnya.
Menyingung media periklanan, kata dia, saat ini masih sangat diperlukan media tersebut untuk pemasaran maupun mempromosikan produk yang dihasilkan perusahaan itu.
"Saya melihat dunia media periklanan masih diperlukan publik, walau sudah berkembang dalam digitalisasi. Namun bentuk penyampaiannya yang mengalami perubahan," katanya.
Sementara itu, seorang panitia kegiatan The 30 Th AdAsia Congress, Ida Bagus Gunartawa, mengatakan, kegiatan yang diselenggarakan di Bali juga sebagai ajang promosi bagi Indonesia, khususnya Bali.
"Saat ini juga sebagai ajang promosi Bali sendiri, sebab dengan bencana Gunung Agung, namun kegiatan tetap di Pulau Dewata. Itu artinya Bali tetap aman untuk dikunjungi wisatawan sebagai objek wisata yang sudah terkenal di dunia," ucapnya.
Ia mengatakan kegiatan tersebut dihadiri dari 20 negara dengan jumlah peserta mencapai 1.500 orang, yang memiliki visi dan misi untuk memajukan media, khususnya media periklanan.
"Peserta yang hadir terdiri dari anggota Asia Federation of Advertesing Associations (AFAA) sebanyak 16 negara, dan sisanya adalah di luar keanggotaan tersebut," katanya.
Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017