Bogor (ANTARA News) - Analis politik dan militer LIPI, Indria Samego mempertanyakan penangkapan yang dilakukan Polri terhadap Yusron Mahmudi alias Abu Dujana dan kawan-kawan, apakah benar-benar kerja profesional Polri dalam penegakan hukum atau pesanan asing, yakni Amerika Serikat (AS) dan Australia. "Polri diharapkan bisa membuktikan bahwa mereka profesional sebagai alat negara yang berpihak kepada kepentingan rakyat dan hukum, dan keberhasilan menangkap Yusron dan kawan-kawan itu memang benar-benar kerja profesional Polri," katanya kepada ANTARA News, di Bogor, Jabar, Kamis. Terhadap penangkapan Yusron alias Abu Dujana di Jawa Tengah dan Yogyakarta, pada pekan lalu, ia meminta agar Polri sungguh-sungguh menjadi penegak hukum yang profesional. Menurut dia, Polri jangan terlalu percaya terhadap rumor yang dilontarkan pihak asing. Apalagi, Yusron adalah WNI dan ditangkap di wilayah hukum Indonesia, sehingga menjadi tugas dan tanggung jawab Polri. "Pihak asing, baik Australia maupun Amerika Serikat adalah mitra negara Indonesia bukan bos. Jadi, jangan seolah-olah mereka dianggap sebagai bos. Polri harus bersikap profesional," katanya. Dikatakannya, tantangan Indonesia dan dunia internasional saat ini memang adalah terorisme. Namun, diharapkan pengangkapan tersebut bisa meyakinkan masyarakat Indonesia, bahwa Polri telah bekerja sesuai dengan profesinya. "Sehingga Polri bukan menjadi kepanjangan tangan Australia atau Amerika Serikat," katanya. Soal penangkapan Yusron, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Sisno Adiwinoto pada Rabu (13/6) mengatakan bahwa Yusron Mahmudi yang ditangkap di Banyumas Jawa Tengah pada Sabtu (10/6) adalah teroris yang bernama Abu Dujana. Namun, sehari sebelum Kadiv Humas Mabes Polri membenarkan bahwa Yusron adalah Abu Dujana, PM Australia Alexander Downer telah menyatakan, teroris Abu Dujana telah tertangkap.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007