IHSG BEI ditutup melemah 6,92 poin atau 0,11 persen menjadi 6.042,46. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 3,72 poin (0,37 persen) menjadi 1.004,69.
"Pergerakan IHSG dipengaruhi oleh akan dirilisnya data perekonomian mengenai neraca pembayaran Indonesia," kata Analis Indosurya Sekuritas, William Surya Wijaya di Jakarta.
Ia mengharapkan bahwa data itu kembali membukukan surplus sehingga dapat mengurangi defisit transaksi berjalan sehingga turut menopang berlanjutnya stabilitas makroekonomi nasional ke depanya.
Dengan begitu, lanjut dia, maka potensi kenaikan IHSG akan terbuka dan berpeluang untuk kembali mencatatkan rekor baru. Di tengah situasi yang optimistis itu maka setiap koreksi yang terjadi dinilai wajar dan dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk melakukan akumulasi pembelian.
Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan bahwa IHSG terkena aksi ambil untung seiring dengan sebagian investor menilai harga saham di dalam negeri sudah cukup tinggi.
Ia menambahkan bahwa investor asing yang kembali melakukan aksi lepas saham turut membebani laju IHSG. Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia pada Kamis (9/11) ini, investor asing mencatatkan jual bersih atau "foreign net sell" di pasar reguler sebesar Rp278,85 miliar.
Sementara frekuensi perdagangan hari ini tercatat mencapai 322.861 kali dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 8,566 miliar lembar saham senilai Rp8,029 triliun. Sebanyak 155 saham naik, 169 saham menurun, dan 129 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017