Jakarta (Antara) -- Profesi underwriter memegang peranan penting dalam industri asuransi karena bertanggungjawab dalam penyeleksian risiko dari calon nasabah asuransi. Untuk itu, para underwriter harus memiliki kemampuan dan kecermatan yang tinggi dalam menilai profil risiko calon nasabah agar ketika terjadi klaim, prosesnya bisa berjalan dengan lancar.
"Saat ini yang terjadi banyak nasabah berbohong di awal. Banyak yang mengaku sehat namun sebenarnya memiliki risiko sakit. Dan ini membuat proses klaim menjadi batal," kata Wakil Ketua Perkumpulan Underwriter Jiwa Indonesia (Peruji) Dr Dessy Kusumayati di sela-sela Training Peruji Digital Substraction Angiogram (DSA) di kantor Indonesia Re, Selasa (7/11).
Ditemui di kesempatan yang sama, Life Reinsurance Underwriting & CEM Division Indonesia Re Radix Yunanto mengatakan, saat ini, underwriter memiliki pengalaman dan pengetahuan yang berbeda-beda karena masing-masing perusahaan asuransi memiliki selera risiko (risk apetite) yang berbeda-beda. "Untuk itu Indonesia Re memiliki perhatian dan berperan aktif dalam pembentukan asosiasi profesi para underwriter seperti Peruji demi memajukan industri asuransi nasional," katanya
Pembentukan Peruji berawal dari forum Temu Underwriter yang diselenggarakan oleh ReINDO (nama awal Indonesia Re) pada 2014. Pada event tersebut terpilih Tim Formatur 7 yang anggotanya berasal dari Axa Financial, Wanaartha, Inhealth, Tokio Marine Life, Astra Life, Jiwasraya, dan Indonesia Re.
"Inisiasi sejak awal dilakukan oleh Indonesia Re untuk membentuk perkumpulan profesi underwriter yang kemudian bernama Peruji," katanya.
Sebagai sebuah perkumpulan yang bertujuan meningkatkan kompetensi dan profesionalisme underwriter, PERUJI telah menggelar serangkaian konferensi, seminar dan training selama 2017.
"Ke depannya, kami berharap bisa melakukan sertifikasi terhadap para underwriter di perusahaan asuransi jiwa nasional agar profesionalisme underwriter bisa terjaga," pungkasnya.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017