Museum yang dikunjungi pada hari itu adalah Museum Kebangkitan Nasional (Gedung STOVIA), Museum Sumpah Pemuda, dan Museum Proklamasi.
Siaran pers MPR yang diterima ANTARA pada Rabu (8/11) menyebutkan di Museum Sumpah Pemuda, HNW mengingatkan dahulu pergerakan bangsa juga dilakukan oleh generasi muda.
Mereka terhimpun dalam beragam organisasi yang berasal dari suku dan agama. Pergerakan kaum muda itu melahirkan Sumpah Pemuda 1928. "Mereka terpelajar, muda, cinta kepada bangsa, mempunyai visi yang kuat meski berlatar berbagai asal termasuk agama seperti Jong Islamieten Bond," ujar HNW.
Di museum yang beralamat di Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat, itu HNW menyampaikan pesan agar para pelajar memahami dan mengingat sejarah Sumpah Pemuda.
"Ingat, para pelajar yang terlibat dalam Sumpah Pemuda tersebut mendapat pendidikan dari dunia global namun mereka cinta Indonesia," paparnya.
Perjuangan generasi muda bangsa Indonesia, menurut HNW, merupakan satu proses perjalanan bangsa. Dirinya menyebut dari generasi yesterday, now, hingga tomorrow satu rangkaian. Untuk itu dirinya mengajak para generasi muda untuk menghayati perjuangan bangsa.
Pada kesempatan itu, HNW dengan tegas mengatakan penting kita untuk mengunjungi museum. "Dengan berkunjung ke museum membuat kita mengenal sejarah dengan baik," ungkapnya.
"Bila tidak dikenalkan sejarah dan museum mereka bisa terkaburkan apalagi nilai-nilai globalisasi begitu deras masuk ke Indonesia," tegasnya.
Menurut HNW, museum merupakan sarana efektif untuk mengenal langsung dan menghayati tentang bagaimana Indonesia bisa hadir dan bagaimana kita terus menjaganya.
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017