Surabaya (ANTARA News) - Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya meringkus maling yang biasa beroperasi di sejumlah masjid wilayah Kota Surabaya, setelah mengidentifikasi pelaku dari rekaman kamera Closed Circuit Television (CCTV).
Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya Komisaris Polisi I Dewa Gede Juliana dalam jumpa pers di Surabaya, Rabu, mengungkap pelaku berinisial SLH, usia 37 tahun, warga Jalan Sidotopo Surabaya.
"Sasarannya adalah masjid-masjid di sejumlah kampus wilayah Kota Surabaya," ujarnya.
Berdasarkan penyelidikan polisi, sedikitnya tiga masjid yang telah disasar adalah di lingkungan kampus Universitas Surabaya, Jalan Kali Rungkut, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Jalan Ahmad Yani, dan Universitas 17 Agustus (Untag), Jalan Semolowaru Surabaya.
"Pelaku memasuki masjid soelah mau menunaikan ibadah salat. Tapi sebenarnya niatnya adalah untuk mencuri," katanya.
Dewa mengatakan barang-barang yang disasar adalah tas berisi laptop maupun telepon seluler. Modusnya menunggu saat pemilik tas lalai.
"Pelaku mengambil tas saat pemiliknya sedang salat atau saat pemiliknya meninggalkan tas di dalam masjid untus mengambil air wudu," ujarnya.
Dia menambahkan, selain menyasar masjid, pelaku juga kerap beroperasi di sejumlah Pusat Perbelanjaan wilayah Kota Surabaya, di antaranya Pakuwon Trade Center dan Royal Plaza.
"Awalnya kami memburu pelaku di Pakuwon Trade Center, tapi kemudian kami mendengar inforasi pelaku sedang berangsi di Royal Plaza sehingga langsung kami sergap di sana," ujarnya.
Saat beroperasi di Pusat Perbelanjaan, Dewa mengatakan, pelaku menyasar korban yang lalai saat sedang kongkow di kafe.
"Kalau di Pusat Perbelanjaan selalu sasarannya adalah kafe-kafe," katanya.
SLH saat dipertemukan dengan wartawan di Polrestabes Surabaya berdalih terpaksa melakukan pencurian karena masalah ekonomi.
"Saya nekat saja nyolong di masjid karena terpaksa tidak punya uang," katanya.
Barang-barang hasil curian berupa telepon seluler dan laptop kemudian dijual di Pasar Gembong Surabaya seharga Rp250 ribu hingga Rp750 ribu.
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo/ Hanif Nashrullah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017